Purwakarta

Datangkan Psikiater ke Sekolah untuk Cegah Gangguan Kesehatan Jiwa pada Remaja

KARAWANG, RAKA – Dinas Kesehatan Karawang melaksanakan pembudayaan GERMAS & screening kesehatan jiwa pada siswa di SMA Negeri 1 Rawamerta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mengadakan kegiatan pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di SMA Negeri 1 Rawamerta pada Senin (15/7). Hardi, Ketua Tim Kerja Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Karawang menyampaikan pembudayaan GERMAS di lingkungan sekolah ini juga diintegrasikan dengan kegiatan screening kesehatan jiwa. Hal itu dilakukan berawal dari adanya kasus kesehatan jiwa pada remaja yang mengalami peningkatan.
“Screening kesehatan jiwa dilaksanakan dengan mendatangkan psikiater dari Rumah Sakit Umum Daerah. Kegiatan pembudayaan Germas d sekolah ini ada 4 kegiatan pokok. Pertama terkait aktivitas fisik, kedua makan buah dan sayur, ketiga terkait minum tablet tambah darah dan ke empat tidak merokok. Sekarang kita tambahkan dengan screening kesehatan jiwa pada remaja karena kita melihat angka kasus kesehatan jiwa pada remaja meningkat,” ujarnya.
Melalui kegiatan tersebut, tim dinas kesehatan bertujuan agar memperkuat mental dan mengantisipasi adanya depresi pada siswa remaja. Ia menyebutkan anak usia remaja belum mempunyai persiapan secara mental dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Kegiatan screening itu menyesuaikan jadwal dari pihak sekolah masing-masing.
“Kita mencoba menguatkan mental siswa dan mengantisipasi angka depresi pada siswa. Remaja masih dalam proses pembentukan kepribadian dan belum siap untuk menghadapi masalah yang muncul. Sehingga mereka belum bisa mencari solusi dalam masalah yang timbul. Penyakit jiwa ini tidak terlihat secara langsung maka kita perlu melakukan kegiatan screening untuk memastikan siswa kita memiliki mental yang sehat dan kuat. Dalam konsep Germas Go To School ini sudah kegiatan yang ke dua tetapi untuk kesehatan jiwa ini kita menyesuaikan jadwal dari dokter spesialis kejiwaannya. Saat kegiatan pertama, dokternya tidak dapat hadir karena jadwal beliau tidak memungkinkan. Kita menyesuaikan dengan jadwal MPLS di sekolah masing-masing,” terangnya.
Gabriella, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Karawang mengungkapkan faktor penyebab gangguan kesehatan jiwa berasal dari pola asuh yang tidak benar, genetik, biologis, lingkungan yang tidak sehat. Kemudian faktor lainnya muncul akibat adanya media sosial. Remaja yang mengalami gangguan kesehatan jiwa mulai dari usia belasan tahun.
“Penting banget karena mereka tidak sehat jiwa maka tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari. Pertama karena genetik, kedua karena lingkungan seperti keluarga, aktivitas, pola asuh, makanan, ada faktor biologis atau internal. Media sosial sangat berpengaruh, karena mereka mendapatkan informasi sekarang bukan hanya dari guru saja tetapi ada juga dari media sosial Setiap hari ada satu orang pasien yang saya tangani. Saya sering menangani pasien usia belasan tahun karena faktor lingkungan dan keluarga,” ungkapnya.
Meski begitu untuk gangguan kesehatan jiwa, dapat dialami pula saat usia bayi. Hal itu terjadi akibat adanya gangguan pertumbuhan pada otak. Gabriella mengatakan pada anak bayi, penyakit ini berupa autis. Gangguan itu dapat dicegah dengan adanya pemberian pola hidup yang teratur serta kegiatan yang positif.
“Dari usia bayi juga ada, jadi memang gangguan jiwa itu luas. Mereka mengalami gangguan pertumbuhan otak tentu mereka akan mengalami gangguan pola perilaku. Kalau yang dari bayi sudah ada terdeteksi, seperti autis. Kalau di remaja seperti gangguan perilaku dan sosialnya. Cara pencegahannya untuk eksternal itu mempunyai keluarga yang baik, lingkungan sosial yang mendukung kalau internal pola hidupnya harus teratur dan beraktivitas dengan teman-teman yang mendukung juga. Kalau di sekolah berperan aktif dalam semua kegiatan yang positif,” lanjutnya.
Kepala Puskesmas Rawamerta, Carnah memaparkan di kecamatan itu belum ditemukan adanya kasus gangguan tersebut untuk usia remaja. Penanganan yang dilakukan selama ini hanya kepada usia 30 hingga 40 tahun. Faktor yang sering terjadi akibat adanya permasalahan keluarga dan ekonomi.
“Kita kegiatan ini rutin dilakukan satu bulan satu kali. Sejauh ini belum ada anak remaja yang mengalami gangguan jiwa. Kalau usia dewasa sudah ada yang kami tangani, ada sekitar 10 orang ada juga yang dirujuk ke rumah sakit. Usia produktif dari laki-laki, faktor keluarga dan keadaan ekonomi serta pekerjaan. Kami punya petugas untuk kesehatan jiwa di puskesmas, jika kader atau RT RW dengan gejala yang menuju gangguan kesehatan jiwa maka akan melaporkan ke kami. Kemudian kami akan melakukan kunjungan rumah langsung serta screening,” paparnya.
Kemudian, ketika ditemukan ada gangguan kesehatan jiwa pada remaja maka tim dari puskesmas akan menggunakan pendekatan secara emosional terlebih dahulu kepada pasien. Kemudian akan memberikan pengobatan sesuai dengan gejala yang dialami.
“Kalau penanganan untuk remaja sedikit berbeda, kami akan melakukan screening dan pendekatan emosional sebelum diberikan penanganan. Anak remaja lebih mengurangi gadget, istirahat yang cukup, mempertebal agama, keluarga lebih memperhatikan lagi, asupan gizi yang cukup,” tutupnya.(adv)

Related Articles

Back to top button