Daya Beli Turun Harga Kebutuhan Pokok Naik
SIDAK PASAR TRADISIONAL: Satgas pangan mendatangi Pasar Baru Karawang, Selasa (15/12). Kedatangan mereka untuk memastikan stok dan mamantau harga kebutuhan pokok jelang natal dan tahun baru.
Jelang Natal dan Tahun Baru
KARAWANG, RAKA – Jelang natal dan tahun baru, harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional mengalami kenaikan. Hanya saja, untuk daya beli mengalami penurunan karena pandemi Covid-19.
Untuk memastikan stok dan harga kebutuhan pokok, Selasa (15/12) satgas pangan melakukan pengawasan dan pembinaan di Pasar Baru Karawang. Kegiatan ini dilaksanakan pukul 09.30 WIB. Petugas mendatangi sejumlah pedagang, mulai dari pedagang bawang merah dan putih, daging, ayam, dan sayuran. Saat ini ketersediaan barang di pasar masih tersedia, namun minat beli masyarakat yang mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya masa pandemi Covid-19. Terdapat sejumlah barang yang mengalami kenaikan harga di pasar. Salah satunya yakni cabai merah. Saat ini harga cabai merah di pasaran menginjak Rp50 ribu perkilogram. “Kita turun dan memantau ada beberapa pangan yang jumlahnya naik, tadi kelihatan ya ada cabai merah yang biasanya Rp42 ribu hingga Rp45 ribu.
Sebetulnya harga segitu tinggi ya karena sebelumnya harga di bawah Rp40 ribu. Nah saat ini harga di angka Rp50 ribu,” kata Kadarisman, kepala Dinas Pangan Kabupaten Karawang.
Selanjutnya ia juga menambahkan, bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh cuaca yang saat ini terus turun hujan. Selain cabai merah, cabai rawit pun mengalami kenaikan harga di angka Rp42 ribu hingga Rp46 ribu. Telor pun mengalami kenaikan di angka Rp27 ribu hingga Rp28 ribu yang biasanya di harga Rp22 ribu per kilogram. Ada pun barang yang mengalami penurunan harga yakni daging dan bawang merah. Saat ini harga bawang merah di angka Rp28 ribu hingga Rp29 ribu sedangkan daging saat ini berkisar di angka Rp111 ribu. “Alhamdulillah biasanya bawang merah Rp31 ribu sekarang jadi Rp28 ribu – Rp29 ribu turun berarti ya,” ucapnya.
Menurut salah satu pedagang daging sapi Ahmad Kholid, omset penjualan saat natal dan tahun baru sekarang mengalami penurunan akibat Covid-19. Masyarakat lebih menyukai tekstur daging sapi lokal dari pada import.
Daging lokal memiliki kadar air rendah dan kulitnya lebih tipis dibandingkan dengan daging sapi import. Saat ada sapi import masuk ke dalam negeri sudah melalui beberapa tahapan karantina sebelum dilakukan proses pemotongan. “Masyarakat kita sih umumnya nyari daging lokal, karena tekstur daging yang berbeda dari daging import,” tutupnya. (cr6)