Uncategorized

DBD, Dua Orang Meninggal

SEDIH : Istri korban demam berdarah dengue terlihat sedih setelah ditinggal suami.

LEMAHABANG, RAKA – Diduga terkena serangan nyamuk aedes aegefti, dua orang warga di Kecamatan Lemahabang meninggal dunia. Diantaranya warga Desa Pasirtanjung dan warga Desa Ciwaringin.

Menurut keterangan istri korban Nani (45), suaminya meninggal setelah sebelumnya terserang demam tinggi dan sering muntah. Khawatir berakibat fatal, ia membawa suaminya berobat ke klinik swasta untuk diperiksa.

Setelah mendapat perawatan di klinik swasta selama satu hari satu malam, ia membawa suaminya pindah berobat ke klinik lain. “Dalam dua kali perwatan itu, alhamdulillah suami saya membaik seperti biasa,” ujar Nani, dikediamnnya, di Dusun Krajan 1 RT 01/01, Desa Pasirtanjung.

Merasa sudah sembuh, lanjut Nani, suaminya tersebut minta mandi air hangat. Namun di situ awal mula suaminya merasakan penyakitnya semakin parah. Karena setelah mandi itu malah timbul bintik-bintik merah dan muntah-muntah cairan warna merah dari jam 12 malam sampai siang. “Sudah mandi muntah-muntah dari malam sampai siang lagi, lalu ninggal,” ujarnya.

Sementara menurut Anggota Dewan PKS, dr Atta Subagjadinata, pasien meninggal dengan diawali syok dengan hasil laboratorium trombosit rendah sampai diangka di bawah 20 ribu. Memang cenderung bisa dipastikan di diagnosa demam berdarah. Kalaupun hal ini terjadi di musim seperti sekarang yakni bukan musim penghujan. “Dalam 1 minggu terakhir saya menemukan 2 kasus yang sama,” ucapnya.

Pertama pasien warga Dusun Krajan 1, Desa Pasirtanjung, Kecamatan Lemahabang, meninggal tanggal (11/11) dengan demam lebih 1 minggu, meski sempat dirawat di klinik swasta dan kemudian dipulangkan karena sudah membaik dan tidak demam. “Kemudian tiba-tiba muntah darah 1 minggu pasca dirawat. Kemudian masuk rumah sakit, syok dan tidak tertolong. Sebelumnya sempat dicek lab dengan hasil lab trombosit 15 ribu,” tulisnya di laman Facebook.

Kasus kedua, warga Dusun Selang 2, Desa Ciwaringin, Kecamatan Lemahabang, demam 3 hari sempat berobat ke Klinik swasta, 3 hari kemudian lemes hebat masuk RS swasta (17/11), terjadi syok dan sempat cek leb trombosit 20 ribu dan pasien meninggal jam 21.30 WIB.

Belum musim penghujan bahkan masih kemarau panjang, kadang menjadikan penyebab dokter menyingkirkan diagnosa demam berdarah. Karena memang biasanya habitat nyamuk demam berdarah dari genangan air hujan.

Namun bukan tidak mungkin ada nyamuk demam berdarah di musim kering seperti ini, apalagi kalau klinis dan pemeriksaan menunjukan ke arah diagnosa demam berdarah. “Kiranya harus menjadi perhatian dan pengawasan serius Puskesmas dan dinas kesehatan untuk merespon keadaan di atas dengan menindaklanjuti agar dapat mengantisipasi kasus serupa tidak terulang lagi, karena cenderung mengecoh pola pikir tenaga medis,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Back to top button