
AUDIENSI: Petani Ciampel mengadukan soal kekeringan ke DPRD Karawang.
Sawah Kering, Pompa Air Tidak Ada
KARAWANG, RAKA – Kemarau panjang sangat menyiksa petani Kecamatan Ciampel. Puluhan hektare sawah tidak bisa ditanami karena kekurangan air. Petani hanya mengandalkan air sungai Citarum, tapi itu pun membutuhkan alat lagi untuk memompa air hingga ke pesawahan.
Kondisi ini, mendorong puluhan petani Ciampel mendatangi Komisi II DPRD Kabupaten, mengeluhkan kondisi lahan pertanian kekeringan karena kemarau panjang. Dampak kekeringan itu dirasa sangat menganggu stabilitas produksi pertanian. Ketua DPC Relawan Perjuangan Demokrasi Deden Sopian yang turut mendampingi petani Ciampel mengatakan, total lahan sekitar 70 hektare kekeringan. Sedangkan air yang digunakan saat ini hanya dari Citarum dan harus mengandalkan pompa untuk menyedot air ke areal pertanian yang jaraknya mencapai 2 kilometer. “Kalau yang mampu bisa nyedot dari Citarum, kalau yang tidak mampu hanya bisa berharap sama Tuhan,” ungkapnya, saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi II DPRD Karawang baru-baru ini.
Hal senada diungkapkan Anwar, petani Ciampel ini mengeluhkan kebutuhan pompa air sebagai salah satu solusi menjaga stabilitas produksi pertanian di Ciampel. Menurutnya, harus ada campur tangan dari pemerintah agar produksi pertanian di Ciampel bisa dioptimalkan. “Kami butuh pompa air supaya bisa mengalirkan air dari Citarum ke area pertanian. Karena saat kemarau seperti saat ini, kami kekeringan,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian Karawang Hanafi mengatakan, semua kebutuhan bantuan alat pertanian diserahkan kepada pemerintah pusat. Namun untuk tahun ini ada keterlambatan penyerahan bantuan dari pusat, karena adanya kendala pengadaan. “Semua proposal yang diajukan telah kami sampaikan ke pusat. Memang tahun ini memang agak sulit. mungkin tahun depan,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi II DPRD Anggi Rostiana mengatakan, dalam RDP kali ini bukan sebatas mencari solusi jangka pendek untuk mengatasi masalah yang hari ini terjadi, tetapi juga harus ada solusi jangka panjang yang mengantisipasi masalah kedepan. “Kekeringan ini bisa terjadi setiap tahun, sehingga dibutuhkan solusi kongkret jangka panjang. Kita bahas bukan soal pompa air dan pipanisasi, tapi juga soal irigasi yang menjasi sumber air. Maka kami bahas ini bersama dengan Dinas Pertanian dan Dinas PUPR,” kata Anggi.
Ia menuturkan, rencananya kedepan jika memungkinkan akan coba dilakukan pengerukan irigasi di Ciampel agar area pertanian lebih dekat dengan sumber air. “Pekan depan akan di cek langsung ke lokasi untuk merumuskan solusi kongkrit jangka panjang yang memang bisa tererapkan,” pungkasnya. (nce)