KOLEKSI ANTIK: Barang koleksi zaman dulu jadi hiasan kedai baso Mas Ajay.
Serasa Kembali ke Zaman Dulu
METROPOLIS, RAKA – Muhammad Husnan alias Mas Ajay, memanfaatkan kedai baksonya sebagai tempat menyimpan koleksi benda antik. Pelanggan yang datang pun tak hanya disuguhi bakso, tapi juga bisa bernostalgia dengan benda-benda zaman dulu.
Ada yang tak biasa saat masuk ke kedai baso Mas Ajay. Bukan hanya menu makanan yang nampak di tempat itu, tapi juga benda-benda antik zaman dulu. Kedai yang berada tepat di depan Pasar Turi Tempuran ini, dari luar tampak biasa saja, tapi begitu masuk kita akan dibuat takjub dengan dekorasi dan ornamen ruangan ala abad 20. Mulai dari dinding keramik, jendela kayu, lampu minyak, televisi jadul dan banyak barang antik lainnya. Ya, bagaikan mesin waktu, kedai ini akan membawa pengunjung bernostalgia pada zaman sebelum internet menyerang.
Di kedai ini, tersedia 5 meja yang terbuat dari bekas mesin jahit jadul. Tempat ini memang tidak begitu luas, tapi sambil menunggu pesanan datang, kita bisa melihat-lihat berbagai radio, pita kaset, senter, telepon, cawan, penyerut es yang semuanya serba jadul terpajang hampir di seluruh permukaan dinding. Bahkan di tempat ini juga kita bisa melihat koleksi uang rupiah zaman dulu yang dibingkai rapi.
Mas Ajay, pemilik kedai mengaku hobi mengoleksi barang antik sejak muda. Berawal dari koleksi sepeda motor hingga kini punya puluhan koleksi barang antik lainnya. Sebab baginya barang-barang tersebut tidak hanya unik, melainkan ada kepuasan tersendiri mengenang masa lalu yang tersimpan pada tiap barang antik yang ia miliki. “Radio itu, jadi ingat dulu saat muda sama teman-teman dengerin sandiwara radio. Walkman juga, dulu kalau kita pakai itu kan berasa keren,” ceritanya, kepada Radar Karawang, Kamis (24/10).
Barang-barang itu sendiri ia dapatkan dari tetangga-tetangganya di kampung halaman. Beberapa ada yang diperoleh secara gratis, sebagian lagi ia mesti membeli. “Ya kita main-main saja sama tetangga sambil tanya punya barang antik gak. Dari pada dibuang ya sudah mending buat saya ja, kan gitu,” ceritanya lagi.
Dekorasi kedai miliknya sendiri diakui bukan hal yang sengaja dikonsep, melainkan sekadar iseng belaka karena tidak ingin barang antiknya terbengkalai begitu saja di rumah.
Namun siapa sangka, dari keisengan itu menjadi daya tarik sendiri bagi kedainya. Ia mengaku lebih akrab dengan pelanggan saat bercerita tentang koleksinya tersebut. Bahkan beberapa pelanggan sengaja dari jauh datang hanya untuk melihat koleksinya. “Suka ada yang ke sini sekeluarga, ibunya bercerita, itu loh setrikaan yang mamah pakai dulu, kan dari hal seperti itu jadi lebih akrab,” tuturnya.
Salah satu pelanggan bernama Yulinda mengaku sering makan berkunjung ke kedai ini dan mearasa senang dengan banyaknya koleksi barang antik. Soal rasa, ia berani menjamin rasanya sangat enak enak di lidah. “Padahal kita tetanggaan, tapi kalau makan di sini terus karena tempatnya asyik,” tuturnya.
Sama halnya dengan Dewi Murni, ia mengaku kedai bakso ini merupakan salah satu kedai bakso favoritnya. Menurutnya, selain harganya yang murah, di sini juga dia merasa diajak bernostalgia dan seakan-akan dibawa ke zaman dulu. “Semuanya balance, pokoknya buat yang belum ke bakso Mas Ajay silakan dicoba, gak akan nyesel deh,” ujarnya. (cr5)