KARAWANG, RAKA – Gedung DPRD Karawang siang kemarin mendadak jadi pusat perhatian masyarakat. Penyebabnya, belasan orang perempuan berunjukrasa menuntut agar lembaga wakil rakyat tersebut bebas dari pelakor alias perebut laki-laki orang.
Demo ini terbilang unik, karena biasanya yang datang ke gedung wakil rakyat tersebut mengadukan kerusakan fasilitas umum, protes rendahnya pelayanan publik, atau menentang kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
Sebanyak 14 orang ibu-ibu muda yang menamakan diri Asosiasi Perempuan Karawang (Aspek) tersebut menuntut DPRD Karawang bersih dari pelakor. Para pendemo yang seluruhnya mengenakan masker berwarna hijau itu menyebutkan, aksi tersebut dilakukan setelah salah seorang anggota dewan berinisial NSA dilaporkan kepada polisi. “Dasarnya dilakukannya aksi ini berdasarkan laporan Polisi Metro Jaya nomor laporan LP/4223/IX/2017/PMJ/Dit. Reskrimum,” ujar Dian Novita Sari, salah seorang pengunjukrasa saat melakukan audiensi di Ruang Rapat I DPRD.
Kata Dian, oknum DPRD Karawang yang diduga menjadi pelakor tersebut menjadi terlapor dalam perkara perzinahan. “Sebagai lembaga yang terhormat, anggota DPRD mestinya jadi contoh bagi masyarakat. Baik dalam kehidupan politik, maupun tindakan perilaku pribadi,” katanya.
Tidak semestinya, lanjut Dian, seorang anggota DPRD Karawang melakukan tindakan yang bersifat amoral, apalagi sampai menjadi pengganggu rumah tangga orang lain. “Perempuan harus bermoralitas dan beretika. Karena ini merupakan perzinahan, dan harus ditindaklanjuti. Harusnya anggota dewan memberikan contoh yang baik agar citra DPRD bisa baik di mata masyarakat,” sambungnya.
Pendemo lainnya, Nafisah mengatakan, sebagai anggota dewan seharusnya bisa menjunjung tinggi martabat perempuan. “Saya mengecam tindakan oknum DPRD dan meminta pimpinan DPRD untuk memberikan sanksi kepada oknum tersebut,” tandasnya.
Sayangnya, para pendemo itu tidak bertemu dengan satupun anggota DPRD karena tengah melakukan kunjungan kerja. Kasubag Penyusunan dan Evaluasi Program Sekretariat DPRD Karawang Rustini yang menemui emak-emak bermasker itu hanya menyampaikan, pihaknya akan menampung tuntutan para pengunjukrasa. “Saya hanya bisa menampung.
Nanti akan dilaporkan ke pimpinan,” ujarnya singkat. Sayangnya, baik anggota dewan yang disebut-sebut pendemo sebagai terlapor kasus dugaan perzinahan, maupun pimpinan DPRD tidak ada yang bisa dikonfirmasi karena sedang bertugas di luar kantor. (apk)