BUMDes Arta Dharma Mandek

Usep Saepudin
TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Kinerja manajerial yang kurang optimal nampaknya menjadi masalah yang kerap ditemukan di banyak Badan Usaha Milik Desa di Karawang. Hal ini juga terjadi di Desa Pinayungan, Kecamatan Telukjambe Timur, BUMDes Arta Dharma tidak berkembang karena kurang baiknya pengelolaan.
Belum lama ini, pihak desa melakukan perubahan staf struktural BUMDes tersebut. “Ada seminggu ke belakang pemerintah desa rapat dengan BPD,” terang Plt BUMDes Arta Dharma Usep Saepudin, Senin (15/6).
Usep yang saat ini juga merangkap sebagai Kaur Keuangan Desa Pinayungan mengatakan, agenda rapat tersebut didasari kurang aktifnya direktur BUMDes saat ini dan rencananya yang bersangkutan akan segera dinonaktifkan. Ia sendiri ditunjuk sebagai bendahara BUMDes sementara karena bendahara sebelumnya saat ini menjadi staf pelayanan desa. Upaya ini dikatakannya untuk menjaga keberlangsungan BUMDes agar tidak vakum.
Toko BUMDes Arta Dharma sebetulnya selama ini tetap beroperasi, namun menurut Usep itupun berjalan seadanya saja. Anggaran untuk BUMDes dari dana desa pada 2019 kemarin pun sempat ditahan oleh kepala desa karena belum baiknya managerial. Anggaran sebesar Rp42.972.400 baru digelontorkan saat ia ditunjuk menjadi bendahara. “Kemarin kita belanja di grosir untuk kebutuhan warung, terus beli rak,” ucapnya.
Lebih lanjut ia mngungkapkan, BUMDes Arta Dharma terkahir kali memberi kontribusi terhadap PADes pada tahun 2016 dengan besaran sekitar Rp1 juta. Semenjak itu, tidak ada sedikitpun sumbangan BUMDes untuk PADes. Ia katakan juga 2020 ini BUMDes kembali mendapat anggaran dari dana desa namun ia sendiri lupa jumlah pastinya.
Sekretaris Desa Pinayungan Jajang Suhendi mengatakan, memang saat ini BUMDes Arta Dharma masih berjalan, namun ia berharap adanya kemajuan. Menurutnya penglola BUMDes mesti bisa nengambil celah potensi usaha yang memungkinkan dikakukan. “Kalau penawaran usaha apapun itu, modalnya tidak terlalu besar di bawah Rp100 juta dan prospeknya bagus, ya ambil,” ujarnya.
Jajang mengatakan, BUMDes di desanya juga menjalankan simpan pinjam namun diakuinya perputaran uang dari sebagian nasabah memang macet. Ke depannya ia berharap BUMDes juga bisa memberdayakan masyarakat baik itu dengan pelatihan maupun menampung produk umkm masyarakat setempat. “Pelatihan bisa dianggarkan (oleh BUMDes), karena pelatihan kan (termasuk) dalam pemberdayaan juga ada,” pesannya. (din)