Demo Ujung-ujungnya Ricuh
AKHIRNYA PECAH JUGA: Aksi unjuk rasa menolak Undang-undang Cipta Kerja di Purwakarta berakhir ricuh. Aparat kepolisian sempat menggunakan water canon untuk memubarkan mereka. Usai kericuhan, sejumlah fasilitas di depan gedung DPRD Purwakarta berantakan.
Gedung DPRD Berantakan
PURWAKARTA, RAKA – Aksi unjuk rasa yang dilakukan berbagai serikat buruh dan mahasiswa di depan gerbang Gedung DPRD Kabupaten Purwakarta, Rabu (7/10), berakhir rusuh.
Aksi tersebut merupakan buntut kekecewaan para pengunjuk rasa setelah disahkannya Undang-undang Cipta Kerja. Mereka menganggap hati nurani wakil rakyat mati dan melukai hati rakyat, khususnya kaum buruh.
Para buruh mengawali aksinya dengan memblokade sejumlah jalan, seperti di perempatan Jalan Sadang. “Kami akan lumpuhkan total, semua akan turun jalan jika tuntutan kami tak dipenuhi,” kata Ketua PC SPSI Purwakarta Ira.

Dia menyebutkan, sebagian buruh akan berkumpul dan terpusat menggelar aksi di Jakarta hari ini. Dari pantauan di lapangan, terlihat aparat kepolisian Purwakarta cukup kewalahan menghadapi para pengunjuk rasa. Bahkan sampai menggunakan mobil water canon untuk membubarkan mereka.
Aparat kepolisian juga ada yang tampak bersiaga membuat barisan di depan gerbang gedung DPRD Purwakarta untuk menghalau para pendemo yang sesekali melemparkan barang-barang ke arah aparat dan merusak gerbang gedung wakil rakyat tersebut.
Namun kericuhan tak bisa dihindari. Sejumlah fasilitas yang ada di lingkungan gedung DPRD Purwakarta tampak berantakan. Mulai dari gerbang, hingga pos jaga yang kacanya pecah bekas lemparan benda keras.
Ketua DPRD Purwakarta Ahmad Sanusi mengaku prihatin dengan adanya tindakan anarkis yang mengakibatkan kerusakan pada pos keamanan sekretariat dewan. “Mestinya ini tidak terjadi. Saya berharap kawan-kawan buruh melakukan perjuangannya yang tertib dan aman supaya hasilnya juga baik. Kalau sudah ada kerusakan seperti ini, siapa yang akan bertanggung jawab? Yang rugi kita-kita juga,” ujarnya, Rabu (7/10).
Ahmad Sanusi pun mengaku berterima kasih atas pengamanan yang dilakukan Polri dan TNI yang sudah meredam kerusuhan hingga situasi bisa kembali terkendali.
Aksi unjuk rasa di Purwakarta telah dilakukan sejak Selasa (6/10) lalu. Bahkan, para pengunjuk rasa mengancam akan melakukan demo yang lebih banyak pada Kamis (8/10) hari ini. (gan)