Awas DBD dan Leptospirosis Mengancam
Rhisa Kartika
RENGASDENGKLOK, RAKA – Selain banjir, masyarakat juga mesti hati-hati terkait banyaknya penyakit di musim hujan seperti demam berdarah dengue (DBD) dan leptospirosis.
Rhisa Kartika, dokter Puskesmas Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok, mengatakan ancaman penyakit di musim hujan ini selain penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), ada juga penyakit DBD dan leptospirosis.
Leptospirosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri, salah satunya dari air kencing tikus. Kata Rhisa, disaat terjadi banjir, biasanya banyak tikus yang keluar dari got, sehingga warga harus lebih waspada dan jangan sampai terkena air yang sudah tercampur air kencing tikus itu. “Biasanya keluhannya panas, terus terkadang badannya kuning, tapi bukan kuning karena (penyakit) liver, tapi penyebabnya karena terkena kencing tikus itu,” jelasnya kepada Radar Karawang, Senin (6/1).
Penyakit leptospirosis, lanjut Rhisa, rentan terjadi di wilayah yang terkena banjir. Namun secara umum jika tidak melakukan pola hidup yang baik di musim penghujan ini warga lebih mudah terserang penyakit DBD. Rhisa mengingatkan sebelum terserang nyamuk berbahaya itu, pentingnya masyarakat untuk mengantisipasi berkembang biaknya nyamuk di musim penghujan ini dengan mengubur, menguras, dan menutup (3M), pasalnya saat hujan banyak genangan air yang rentan dihinggapi nyamuk. “Itu adalah hal yang paling murah, yang paling sederhana yang bisa masyarakat lakukan untuk mencegah DBD,” katanya.
Terhitung dari awal tahun bulan Januari sampai hari ini, belum ada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok yang terkena DBD. Rhisa mengaku tahun yang lalu sempat terjun langsung ke masyarakat untuk mensosialisasikan pencegahan DBD. “Sebenarnya kita untuk musim hujan tahun baru ini (sekarang) belum masif terjun langsung ke masyarakat, tapi untuk perencanaan soaunding ke masyarakat sudah ada,” ujarnya.
Sementara 10 penyakit terbesar bulan Desember di Puskesmas Kalangsari yaitu ISPA, demam, gastritis, mialgia, hipertensi, dermatitis, migren, diare, dan common cold. Kano, kasubag Puskesmas Rengasdengklok mengatakan wilayah kerja Puskesmas Kalangsari meliputi Desa Kalangsari, Desa Karyasasari dan Desa Kalangsurya, dan hasil rekapitulasi pengobatan bulanan, ISPA merupakan penyakit yang terbilang lebih banyak dengan jumlah pasien mencapai 219. “Bulan Desember kemarin paling banyak mengidap penyakit ISPA,” pungkasnya. (mra)