Uncategorized

Belasan Tahun Gangguan Mental

SEGERA DIRUJUK: Tarmah bersama orang tuanya berada di kediamannya di Dusun Ciwelut, Desa Panyingkiran.

Tarmah Bakal Dirujuk ke Bogor

RAWAMERTA, RAKA – Warga yang menderita penyakit gangguan mental di Dusun Ciwelut, Desa Panyingkiran, Kecamatan Rawamerta akan dikirim ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor, Jawa Barat untuk mendapat perawatan intensif.

Seorang janda memiliki anak satu, Tarmah (38) terpaksa harus dilarikan ke RSMM karena mengalami skizofrenia atau gangguan mental sejak 18 tahun silam. Tak hanya itu, perilaku Tarmah pun kerap membuat repot keluarga, pasalnya dia sering keluar rumah tanpa sepengetahuan keluarga dan berperilaku di luar kebiasaan orang pada umumnya.
“Dulu dia sering naik ke atap rumah, terus suka kabur-kaburan, pernah juga warga ikut nyari sampai ke kali karena khawatir kejebur,” jelas Amih (65), ibu Tarmah, kepada Radar Karawang, saat ditemui di rumahnya, Rabu (2/9).

Amih menceritakan, akibat ulah Tarmah yang kerap bepergian jauh dan khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, akhirnya dia memisahkan tempat tidur Tarmah dan dengan keadaan kaki dirantai digubuk yang tak jauh dari rumahnya. “Kalau gak gitu takut pergi kemana-mana, apalagi ini perempuan, itu juga sudah minta izin ke wakil,” jelasnya.

Amih mengaku sewaktu-waktu Tarmah juga ikut kumpul dengan keluarga di rumah, jadi tidak hanya tinggal di gubuk terus. Kecuali kalau pihaknya sedang bekerja di luar rumah seperti tandur. “Paling kalau di rumah gak ada siapa-siapa baru disana (di gubuk),” katanya.

Belasan tahun Tarmah menderita penyakit skizofrenia, akhirnya pemerintah setempat berencana membawa Tarmah ke rumah sakit di daerah Bogor. “Katanya besok mau di bawa ke rumah sakit di Bogor tadi baru dari puskesmas,” ucapnya.

Kepala Puskesmas Rawamerta Anwar Sanusi mengatakan, sebelum dibawa ke RSMM untuk menjalankan perawatan, terlebih dahulu Tarmah turut menjalankan rapid tes di Puskesmas Rawamerta, hal tersebut salah satu persyaratan untuk dirawat di rumah sakit daerah Bogor. “Iya tadi dirapid tes dulu di sini, alhamdulillah hasilnya non reaktif,” katanya.

Menurut Anwar, penderita skizofrenia ini diakibatkan karena banyak tekanan pekerjaan. Kemungkinan, kata dia, Tarmah ini tidak kuat menjalani pekerjaan yang berat dan keras, karena sebelumnya dia sempat bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW).

Kusnadi, kepala Desa Panyingkiran mengatakan, pemberangkatan Tarmah ke Bogor sudah siap, hanya saja saat ini dia masih terkendala operasional ke Bogor. “Insya Allah, tinggal nunggu ongkosnya. Soalnya dari desa,” singkatnya. (mra)

Related Articles

Back to top button