HEADLINE

Kini, Anggota PPS Panyingkiran Meninggal Dunia

Tinggalkan Tiga Anak Usia Sekolah

RAWAMERTA, RAKA – Belum juga hilang duka setelah Aning S, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 15, Desa Dukuhkarya, Kecamatan Rengasdengklok, Rabu (24/4) siang, kabar duka kembali datang. Anggota PPS Desa Payingkiran, Kecamatan Rawamerta dikabarkan meninggal dunia.

Uju (58), mertua almarhum Dudu Abdullah bin Warsin, warga Desa Panyingkiran, RT 09, RW 02 Kecamatan Rawamerta mengatakan setelah melihat Dudu terkapar di serambi rumahnya, langasung dilarikan ke rumah sakit Lira Medika Lamaran Karawang, pihaknya mengaku Dudu usai pulang dari sekolah tempat ia mengajar langsung tidak sadarkan diri. “Pulang dari sekolah tiba-tiba nggeletak langsung ngorok berbusa,” jelas kepada Radar Karawang, Kamis (25/4).

Euis (39) istri Dudu menerangkan, selama ini Dudu tidak mengeluh penyakit seserius ini, hanya saja setelah Dudu menjadi penyelenggara pemilu di PPS Desa Panyingkiran tiba-tiba jam 10, Selasa (23/4) Dudu tidak sadarkan diri dan langsung di bawa ke Rumah sakit Lira Medika bersama keluarga, kemudian Selasa malam pihak rumah sakit tidak bisa menangani penyakit yang diderita Dudu dan sesampainya di rumah Dudu dinyatakan meninggal dunia Rabu (24/4) pukul 23:00 dan dimakamkan Kamis (25/4) pukul 11:00. Euis mengaku Dudu kelelahan, karena dia sering mundar-mandir mengurus tugas yang diembannya. “Kata dokter pembulu darahnya pecah, pendarahannya di dalam batang otak, dan itu tidak bisa dioperasi” jelasnya.

Ia melanjutkan, tugas PPS sekarang memang sangat melelahkan. Dia meminta agar pemilu serentak DPRD kabupaten, DPR RI, DPD, DPR Provinsi dan presiden dilakukan lagi. Dudu meninggalkan tiga anak yang masih kecil, Euis berharap pemerintah memberikan perhatian kepada anak-anaknya, khususnya untuk biaya pendidikan. “Masih punya anak 3, yang satu kelas tiga SMP, kedua kelas 4 SD, ketiga masih usia dua tahun,” katanya.

Edi Hidayat (48) kerabat dekat di sekolah Dudu menceritakan, adalah orang yang profesional dalam bekerja, pihaknya mengaku Dudu tidak pernah mengeluh penyakit apa pun, apalgi penyakit jantung. “Dudu orangnya baik, loyal, tidak punya musuh, tegas dalam bertugas,” paparnya.

Sebelumnya, Ketua KPU Kabupaten Karawang Miftah Farid mengatakan, banyaknya petugas di lapangan meninggal dunia, diduga karena beban kerja yang lebih berat dibanding pemilu-pemilu sebelumnya. “Informasi dari rekan-rekan di lapangan, memang pemilu kali ini beban kerjanya lebih berat. Kalau pilgub lalu kan gak seperti sekarang,” ujarnya.

Banyaknya petugas di lapangan meninggal dunia, tambah Farid, perlu dijadikan kajian bagi pemangku kebijakan, agar ada evaluasi untuk perbaikan kedepannya. “Kita dari daerah tidak ada rekomendasi, karena bukan kewenangannya. Biarlan ini jadi bahan kajian bagi DPR selaku pembuat undang-undang, pemangku kebijakan untuk melakukan evaluasi,” pungkasnya. (cr4/asy)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button