Opang Jadi Ojol

RENGASDENGKLOK, RAKA – Derasnya pengguna ojek online tidak bisa dibendung. Jumlah pelanggan pun semakin banyak.
Itulah yang akhirnya membuat

Aman (39) warga Ciagem, Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta, dulunya tukang ojek pangkalan (opang) di portal Pasar Rengasdengklok, berhelm hijau.

Bosan sembilan tahun menjadi opang, Aman akhirnya beralih menjadi ojek online (ojol). Menurutnya perbedaan opang dan ojol bagai bumi dan langit. Terutama saat mendapatkan penumpang. “Waktu masih opang saya rebutan buat dapat orderan, tapi setelah online saya cukup nongkrong santai saja,” jelasnya kepada Radar Karawang, Jumat (2/8).

Aman yang juga sebagai sekretaris di komunitas DOR (Driver Online Rengasdngklok) yang berlokasi di Jalan Baru Bedeng Rengasdengklok mengatakan, rata-rata anggota ojek online sebanyak 25 orang yang tergabung di DOR. “Setiap hari berangkat pukul 09.00,” ungkapnya.

Menurutnya banyak penghasilan dari ojek online, soalnya satu hari sampai dapat Rp 200ribu. Adapun orderan paling jauh sampai daerah Cikarang, Bekasi dan paling dekat ke Desa Gandok Kutawaluya.
“Dulu saya sering nongkrongnya di Dewisari Karawang, baru kurang lebih dua bulan ini nongkorong di beskem DOR,” ujarnya.

Mamat (47) warga Kalijaya Desa Rengasdengklok Utara, sebelum beralih profesi sebagai driver online sejak bulan Oktober 2018, dirinya pernah bekerja sebagai tukang ojek pangkalan di kecamatan lama Rengasdengklok, selama kurang lebih 15 tahun. “Sekarang saya hidupkan terus aplikasi, sehingga di rumah pun bisa narik orderan, kecuali waktu tidur,” pungkasnya. (cr4)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here