Terombang-ambing di Laut 1,5 Jam

Potongan Kayu Selamatkan Nelayan Pedes

PEDES, RAKA – Gelombang tinggi hal biasa bagi nelayan saat mencari ikan di laut. Begitu pula badai. Namun, jika perahu sudah terbalik karena dihantam gelombang, cerita bisa lain. Antara hidup dan mati.

Hal itu dirasakan tiga orang nelayan Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, usai mencari ikan di perairan Karawang, Rabu (13/11). Perahu yang mereka gunakan terhempas ombak hingga terbalik. Beruntung mereka masih berhasil menyelamatkan diri.

Karyono (28) seorang ABK yang selamat dari dahsyatnya gelombang mengatakan, peristiwa tersebut terjadi empat hari yang lalu sekitar pukul 20.30 WIB. Menurutnya mengaku kejadian itu bertepatan dengan gempa di daerah Maluku. “Pokoknya waktu kena badai itu, ketika di Maluku ada gempa,” jelasnya kepada Radar Karawang, Minggu (17/11).

Saat kejadian, lanjut Karyono, dirinya dan satu temannya semaksimal mungkin menyelamatkan diri dengan memegang badan perahu yang terombang-ambing. Sedangkan satu teman lainnya berusaha mendarat lebih dahulu dengan alat semacam tutup busa, agar bisa meminta pertolongan kepada warga di darat.

Dia mengaku setelah satu jam setengah memegang badan perahu untuk bertahan hidup selama di perairan, akhirnya datang pertolongan dari para nelayan dan langsung menggerek perahu sampai darat. “Waktu itu saya sudah pasrah, antara hidup dan mati saja,” kata Karyono yang sejak usia belasan tahun menjadi nelayan.

Menurut Karyono, kejadian itu bukan pertama kali yang dialaminya. Sebelumnya juga sempat mengalami hal yang sama saat mencari ikan di perairan Kalimantan, namun tidak separah yang terjadi kemarin. Sementara kerugian materi, kata dia, kurang lebih mencapai Rp10 juta, belum lagi dua handphone baru milik ABK ludes tak terselamatkan. “Alhamdulillah sekarang semua ABK sudah sehat semua. Kemarin saya yang paling parah,” katanya.

Azhari, pemilik Perahu Anugerah itu mengatakan, biasanya dia ikut bersama mencari ikan. Tapi saat terhempas badai dirinya sedang ada urusan, sehingga tidak ikut melaut. Sementara kerusakan pada perahu pascadihantam badai diantaranya aki, mesin, papan dan juga 900 pancing hilang. Kata Azhari, sampai saat ini untuk perbaikan perahunya baru mendapat bantuan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sungaibuntu sebesar Rp500 ribu, dan Rp270 ribu untuk biaya berobat Karyono. Azhari berharap pemerintah dapat memperhatikan nasib para nelayan, sehingga saat ada musibah bisa meringankan biaya pembenahan perahu. “Sejak kena badai saja belum mencari ikan lagi, ini juga masih dalam perbaikan,” pungkasnya. (mra)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here