Tugu Proklamasi tak Terurus
RENGASDENGKLOK, RAKA- Perawatan Tugu proklamasi perlu di tingkatkan, selain bangunannya yang mulai rusak, penerangan juga gelap di malam hari akibat tak berfungsi.
Warga Rengasdengklok, Agus (34), mengatakan, Tugu Proklamasi jadi simbol yang dimiliki warga Rengasdengklok dan juga saksi sejarah kemerdekaan Indonesia, namun kondisinya saat ini seperti tak terurus. Di sekitaran lokasi itu sudah banyak sarana fisik yang mulai rusak, bahkan saat malam hari area tugu gelap akibat lampu penerangan yang tidak berfungsi. “Di dalam area tugu sudah banyak ada yang rusak, di tepian jalannya lampu-lampu pada mati, terang juga sama pedagang. Kalau waktunya pedagang tutup, ya gelap gulita,” katanya, kepada Radar Karawang, Selasa (5/3).
Padahal, lanjut Agus, Tugu Proklamasi banyak dikunjungi masyarakat luar maupun daerah, baik wisatawan maupun untuk kegiatan formal pemerintah. Dengan demikian, bukan monumen ini bukan saja tempat bersejarah, tetapi juga jadi pusat ekonomi. Namun, jika keadaannya dibiarkan seperti ini, bukan tidak mungkin para pelancong tersebut kecewa dan tak mau kembali lagi. “Padahal tempat ini sering dikunjungi masyarakat luar daerah, bahkan dijadikan tempat acara resmi, masa iya, merawat sarananya saja susah,” keluhnya.
Menurutnya, keberadaan tugu ini dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat di lingkungan sekitar. Meskipun tak sedikit juga yang mengabaikan kerapian dengan memasang stand dagangan di tepian pagar. “Kalau banyak yang berkunjung otomatis akan menambah pemasukan bagi para pencari nafkah. Makanya saya secara pribadi sangat ingin tugu ini dijaga dengan baik,” ucapnya.
Di tempat yang sama pedagang asongan, Kasdi, mengatakan, saat masuk akhir pekan, dirinya tidak pernah berada jauh dari lingkungan Tugu Proklamasi, karena banyak pengunjung yang sengaja datang walaupun sebatas nongkrong. Namun, akhir-akhir ini justru malah berkurang yang kemungkinan akibat faktor kenyamanan yang tidak terjamin. “Ya mungkin mereka juga butuh kenyamanan, bukan hanya objek tempatnya saja,” katanya.
Ia tidak menampik, keberadaan tugu ini sering digunakan acara-acara besar. Sebagai tukang asongan, ia mengaku sangat merasakan manfaatnya. Namum tidak sebatas ada acara dan kunjungan saja. Butuh juga perawatan yang maksimal agar lingkungan tugu terus digemari para pengunjung. “Mungkin kalau lebih rapi lagi, pengunjung pun akan merasa nyaman,” pungkasnya. (rok)