Desa di Bawah Kali Bembang Banjir Lagi
TIRTAJAYA, RAKA – Rindu mantan, ibaratnya seperti itu banjir yang merendam ratusan rumah di tiga desa di Kecamatan Tirtajaya yang posisinya persis dibawa Kali Bembang. Setiap musim hujan banjir tahun lalu melanda tiga desa itu pasti datang kembali.
“Hasil pantauan kita tidak ada korban dalam banjir ini. Sementara penyebab banjir karena posisi bangunan di bawah permukaan Kali Bembang, selain curah hujan yang tinggi,” ucap Camat Tirtajaya, Agus Mufti S, Rabu (30/1).
Camat sendiri menambahkan banjir yang merendam Desa Kutamakmur, Srijaya dan Desa Tambaksumur itu merupakan banjir lintasan, karenanya sebentar pun akan surut. Hanya saja, karena curah hujannya terus menerus limpahan airnyapun jadi tinggi sehingga banjirnya jadi sampai lima hari. “Ini cuma banjir lintasan, biasanya kalau curah hujannya sedikit banjirnya sebentar,” ucapnya.
Kendati demikian Camat Agus tetap berhrap banjir ini cepat surut, selain berharap kedepannya tiga desa itu tidak lagi jadi langganan banjir. Untuk itu, kedepan kata camat ini, dia akan fokus penanganan drainase, sehingga air tidak lagi menggenagi pemukiman warga saat turun hujan. “Banjir ini seperti rindu mantan. Tahun lalu datang terus pergi dan datang lagi seperti rindu melimpaskan airnya ke desa kami,” katanya.
Dijelaskan juga, tiga desa yang kebanjiran masing-masing di Dusun Citopeng RT 09 dan 10 RW 05 Desa Kutamakmur. Di desa itu sebanyak 70 rumah dilaporkan terendam banjir, kemudian Dusun Gulampok RT 01 dan 03 RW 01, Dusun Cicau RT 07 RW 02, Dusun Tangkolo RT 08, 09 dan 10 RW 03, Dusun Kedungsari RT 13 dan 13 RW 04 yang semuanya berada di Desa Srijaya dengan total rumah kebanjiraan mencapai 50 rumah.
Sementaras di Dusun Mekarjaya RT 16/08 Desa Tambaksumur sekitar 50 rumah direndam banjir dengan ketinggian air di setiap rumah mencapai lutut orang dewasa. “Sejak hari Jumat, hujan tak henti-henti mengguyur wilayah kami, siang dan malam. Sempat berhenti paling beberapa menit saja, sementara kondisi sungai yang dangkal tak dapat menampung debit air yang terlalu banyak,” ucap Basri (42), warga Dusun Citopeng Desa Kutamakmur. (rok)