Desa Gunung Hejo Bakal Dijadikan Lahan Produktif
PURWAKARTA, RAKA – Dalam upaya pemulihan lingkungan dan peningkatan ketahanan pangan di Indonesia, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, bersama Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, melakukan penanaman 56.220 pohon di lahan seluas 200 hektare yang berada di wilayah Purwakarta pada Selasa (17/12).
Selain menjadi salah satu daerah sasaran penghijauan dalam Program Agro Forestry, ratusan lahan yang berada di Desa Gunung Hejo, Kecamatan Darangdan itu, juga akan dijadikan lahan produktif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
KASAD Jenderal TNI, Maruli Simanjutak mengatakan, program tersebut merupakan kelanjutan dari inisiatif serupa yang dimulai tiga tahun lalu, dan diharapkan mampu memberi dampak lebih besar hingga tahun 2025 mendatang.
Baca Juga : Berburu Jabatan Direktur Perumda Gapura Tirta Rahayu
Maruli menekankan bahwa melalui program tersebut, diharapkan lahan yang sebelumnya tidak produktif dapat diubah menjadi sumber daya yang memberikan manfaat nyata.
“Kami berharap pola tanam masyarakat dapat berkembang dari satu kali panen per tahun menjadi tiga kali panen. Tanaman yang ditanam pun akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kondisi geografis wilayah ini,” ucap Maruli usai melakukan penanaman pohon di lokasi, Selasa (17/12).
Selain penanaman pohon, ia mengatakan, kegiatan tersebut juga melibatkan distribusi bantuan berupa traktor kepada petani dan sembako kepada warga.
“Ini merupakan bagian dari upaya mendukung produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ujar Maruli.
Program Agro Forestry, jelas dia, bukan hanya melibatkan TNI Angkatan Darat, tetapi juga PT Pupuk Indonesia (Persero), yang berkomitmen penuh untuk mendukung melalui penyediaan pupuk serta pendampingan teknis bagi masyarakat setempat.
Di lokasi yang sama, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rachmat Pribadi menegaskan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“Jika semua elemen bangsa bersatu, kami yakin perubahan signifikan dapat tercapai. Pengelolaan lahan kritis menjadi lahan produktif ini adalah salah satu upaya penting untuk mendukung ketahanan pangan,” katanya.
Ia menyampaikan, wilayah Desa Gunung Hejo dipilih karena memiliki kondisi lahan yang memerlukan intervensi agar dapat dimanfaatkan secara optimal.
“Sebagai langkah awal, kegiatan ini meliputi pengolahan lahan dan pengeboran sumur untuk memastikan ketersediaan air yang cukup bagi tanaman. Sejauh ini, lima titik sumur bor telah berhasil diaktifkan, yang menjadi pondasi penting dalam keberlangsungan program ini,” kata Rachmat.
Masyarakat setempat turut serta dalam proses penanaman, dengan harapan mereka dapat mengelola lahan secara berkelanjutan dan memperoleh hasil pertanian yang lebih baik.
Rachmat juga berharap program tersebut dapat menjadi model pengelolaan lahan terpadu yang dapat diterapkan di daerah lain, sekaligus mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat pedesaan. (yat)