Desa Kertasari Langganan Banjir
TITIK BANJIR : Warga Dusun Krajan A RT 05/02, Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok mulai merasa was-was. Pasalnya di wilayahnya kerap terjadi banjir saat memasuki musim penghujan.
Pemerintah Belum Beri Solusi
RENGASDENGKLOK, RAKA – Dusun Krajan A RT 05 RW 02, Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok langganan banjir saat musim penghujan. Banjir bukan karena meluapnya air Citarum, melainkan karena dataran rendah dan kurangnya drainase atau saluran air.
Uun (38), warga Dusun Krajan A RT 05/02, Desa Kertasari mengatakan, suaminya tengah membuat balai bambu untuk alas kasur, supaya saat terjadi banjir kasurnya bisa diselamatkan alias tidak terendam air. Bukan hanya itu, Uun juga sudah mengurug sebagian depan rumahnya dengan pecahan batu-bata agar air tidak mudah masuk ke dalam rumah. Antisipasi itu dilakukan karena, dia menduga akan terjadi banjir lagi, sebab selama ini cuaca yang dirasakan sangat panas. “Kalau musim hujan disini pasti banjir, walaupun tidak seperti sekitar lima tahun yang lalu sampai mengungsi,” jelasnya, kepada Radar Karawang.
Beberapa tahun ke belakang, warga Dusun Krajan A RT 02/05 banyak yang mengungsi dan mendirikan tenda seadanya di tengah jalan Katalaya.
Menurutnya, ketinggian air sampai dada orang dewasa, namun kalau hujannya tidak lama, ketinggian air sampai betis atau lutut/ “Itu pun hanya di jalan, sebab rumah saya terhitung tinggi dibandingkan tetangganya.

Warga lainnya, Rohaya (43), saat terjadi banjir sekitar lima tahun lalu, dirinya turut mengungsi dan tidur di tenda, terlebih waktu itu dirinya memiliki bayi yang baru lahir satu hari. “Waktu itu anak saya baru lahir, sekarang anak saya sudah usia 6 tahunan,” katanya, sambil mengenang sekaligus mempraktikan cara menggendong bayi.
Banjir langganan di Dusun Krajan A yang berada di bawah tanggul Citarum itu dikarenakan, selain berada di dataran rendah, juga disebabkan minimnya drainase, ditambah posisi rumah satu ke rumah lainnya sangat berdekatan. Sehingga wajar lokasi tersebut rentan terjadinya banjir. “Kalau bisa dibuatkan saluran air, supaya gak banjir terus, karena disini gak ada saluran airnya,” kata Rohaya.
Emak Eneng (55), yang sejak berumah tangga sudah tinggal di Dusun Krajan A RT 02/05, Desa Kertasari, mengaku, sudah beberapa kali menjadi korban banjir, sehingga dirinya tak mau membeli lemari dari kayu. “Takut banjir lagi nanti cepet rusak, makanya sekarang cuma pakai lemari plastik saja,” kata emak Eneng yang memiliki tujuh cucu.
Bukan tak mau pindah, lanjut Eneng, dirinya sudah memiliki keinginan untuk pindah rumah karena tempat tinggal yang dihuninya sekarang rentan terjadi banjir, namun terkendala dengan keuangan, sehingga dia tetap bertahan di rumah yang terdapat di pojok itu. Dia juga mengaku sempat 20 hari sampai satu bulan tidur di tenda, akibat rumahnya kebanjiran. “Kalau banjir itu repot pindahin barang-barangnya,” pungkasnya. (mra)