HEADLINEKARAWANG

Dianggap Buang-buang Duit Rakyat

KARAWANG, RAKA – Sejumlah masyarakat pesimis pembangunan pedestrian ini sangat dibutuhkan masyarakat. Padahal, pembangunan pedestrian ini tidak mengeluarkan uang sedikit, tapi melihat hasil pembangunannya saat ini membuat masyarakat kecewa. “Kalau pembangunannya seperti ini mah ya mubazir, bukan untuk buat nyaman warga justru yang ada malah jadi penyakit. Karena bekas pembangunannya malah dibiarkan di tengah jalan,” ujar warga Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Atam (45), kepada Radar Karawang, Minggu (30/12).

Menurutnya, banyak material pembangunan berserakan ke jalan raya, salah satunya tanah. Akibatnya, setiap hari pengguna jalan harus menghirup debu proyek. “Pembangunannya juga tidak tinggi, dan otomatis bukan buat trotoar yang ada malam seolah jadi perluasan jalan,” katanya.

Pria yang kesehariannya sebagai tukang ojek itu, tidak nyaman dengan adanya pembangunan pedestrian ini. “Pembangunannya ngacak, jadi tidak karuan lihatnya juga. Tapi kalau sudah jadi mah gak tahu mungkin akan bagus,” ucapnya.

Menurutnya, pedestrian yang sedang dibangun ini, berpotensi digunakan kendaraan roda dua ketika macet. “Ini mah proyek mangkrak, udah akhir tahun belum selesai,” katanya.

Warga lainnya, Iwan (40), mengaku mengapresiasi pembangunan pedestrian asalkan pembangunannya rapi. Tapi, melihat anggaran pembangunan yang mencapai Rp 15 miliar, harusnya hasilnya bisa lebih bagus dari saat ini. “Kalau bagus mah pengerjaannya kita mah warga cuman bisa apresiasi, tapi kalau lihat anggaran 15 miliar kerjaannya seperti ini. Sisanya kemanain?” tanya Iwan.

Selain Jalan Ahmad Yani dibuat semerawut akibat bekas pengerjaan tidak dibersihkan, kata Iwan, jangan sampai Pemda Karawang biarkan Kota Pangkal Perjuangan tidak terurus dengan baik. “Asal-asalan ngerjainnya juga. Apalagi kalau hujan dekat halte (Masjid Al-Jihad) itu banjir, karena gak ada serapan airnya,” katanya.

Bahkan yang lebih parah, aku warga lainnya, Saman (38) mengaku, pekerja proyek juga banyak yang mengeluh karena belum dibayar sehingga banyak yang berhenti. “Yang kerja ngeluh tiap hari cuman dapat makan doang, tapi gak digaji, makanya banyak yang kabur,” ujarnya.

Dia meminta pemerintah tidak menutup mata dan telinga dengan keluhan para pekerja dipembangunan pendistrian. “Ada yang cerita sama saya, kalau gak ditinggalin pekerja pasti selesai, karena banyak yang kabur ya mangkraklah pekerjaannya,” pungkasnya. (apk)

Related Articles

Back to top button