
KOTABARU,RAKA- Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat SMP jalur prestasi akademik menuai sorotan. Diduga ada permainan nilai rapor. Setiap mata pelajaran hampir miliki nilai 100. Sehingga, total nilai nyaris sempurna.
Nilai rapor yang tinggi terlihat di SPMB SMPN 1 Kotabaru. Rata-rata siswa yang lolos di sekolah ini memiliki total nilai 3.999. Kurang satu angka mencapai nilai sempurna yakni 4.000. Dengan jumlah tersebut maka nilai rapor siswa setiap mata pelajaran nyaris 100 semua. Nilai ini stabil dari kelas 5 hingga kelas 6 seperti sudah dipersiapkan oleh pihak sekolah.
Baca Juga : Hari Jadi ke-57 Diwarnai Ziarah Kubur
Plt. Kepala SMPN 1 Kotabaru Toib mengatakan, SPMB jalur akademis nilai rapor yang paling tinggi dan baik sebesar 4.000. Namun, dirinya belum mengetahui yang mendaftarkan ke SMPN 1 Kotabaru yang nilai paling tinggi berapa.
“Malahan saya belum tahu kalau nilainya pada tinggi karena yang tahu operatornya. Kami dari sekolah hanya melakukan verifikasi berkas yang mendaftarkan. Jadi kalau nilai rapor anak besar bukan urusan kami, tapi urusan sekolah yang mendaftarkannya,” ujarnya, Kamis (3/7).
Selain itu, saat dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Karawang Wawan Setiawan mengatakan, terkait adanya permasalahan dalam sistem SPMB pihaknya akan melakukan evaluasi.
“Akan kita evaluasi kedepan dan ini terjadi dihampir semua wilayah dan jenjang,” singkatnya.
Terpisah, Dewan Pakar Kahmi Kabupaten Karawang Lukman N. Iraz mengatakan, banyak siswa yang mendaftar ke sekolah yang notabene disebut sekolah favorit nilainya dapat dikatakan tidak masuk akal.
Karena nilainya hampir mendekati sempurna. “Dengan nilai yang segitu besarnya kalau dalam kuliah dikatakan cumlaude tentunya anak-anak ini sangat pintar dan cerdas sekali. Namun, ini menimbulkan tanda tanya karena tidak ada pembuktian bahwa anak tersebut benar cerdas,”katanya.
Dijelaskannya juga, antusias masyarakat yang tinggi terhadap sekolah negeri, namun daya tampungnya sekolahnya tidak memadai, agar anak dapat masuk ke sekolah negeri orang tua dan guru diduga membesarkan nilai rapot anak-anak.
Tonton Juga : KEHIDUPAN MASA KECIL AGAM RINJANI
“Jadi menurut saya SPMB mendingan seperti zaman dulu lagi adanya pengetasan atau berdasarkan NEM (nilai ebtanas murni) jangan seperti sekarang jika tidak tahun anak tersebut benar-benar cerdas atau tidak,” tegasnya.
Menurut juga, jika memang kementerian, pemerintah pronvinsi dan Pemda Karawang mendukung nawa cita presiden Prabowo dalam mewujudkan Indonesia emas tahun 1945 maka jumlah kelas dan sekolah harusnya diperbanyak khususnya di tingkat SMP dan SMA.
“Anak-anak akan cerdas jika sarana dan prasaranya menunjang. Maka jika ruang kelas atau sekolah ditambah maka wajib lama belajar masyarakat selama 9 tahun akan terwujud. Maka saya berharap ruang kelas atau sekolah SMP negeri dan SLTA di Karawang untuk ditambah,”ujarnya. (zal)