Pemilihan OSIS Adopsi Sistem Pemilu,SMPN 3 Karawang Barat Isi Kegiatan P5

KARAWANG, RAKA – Pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMP Negeri 3 Karawang Barat akan mengadopsi sistem pemilihan umum (Pemilu). Panitia tengah mempersiapkan berbagai perlengkapannya agar bisa semirip mungkin dengan pemilu.
Ketua pelaksanaan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMP Negeri 3 Karawang Barat, Yiyi Aisha menyampaikan, kegiatan P% di sekolahnya saat ini akan mengadakan pemilihan ketua OSIS. Pemilihan ketua OSIS ini akan mengadopsi sistem pemilu pada umumnya, seperti ada KPU pusat dan KPU kelas, selanjutnya disediakan pula TPS di setiap kelas. “Kami sudah melaksanakan P5 tentang demokrasi Pancasila karena ada pemilihan ketua OSIS, jadi kami tetapkan di sistem pemilihan OSIS. Prosesnya sama seperti pelaksanaan pemilihan presiden, jadi ada KPU pusat dan KPU kelas. Kalau KPU kelas itu menyediakan TPS masing-masing. Proses penentuan calon OSIS nya juga menggunakan penentuan nomor urut. Kalau pemilihan nomor urut itu ada di KPU pusat, KPU pusat itu dari anggota OSIS yang lama dan pembina OSIS,” ujarnya, Kamis (30/11).
Ia menambahkan, dari masing-masing kelas terdapat perwakilan yang mewakili untuk menjadi KPU pusat. Setelah itu ia juga memaparkan jika terdapat tiga saksi dan diberikan surat panggilan untuk melakukan pemilihan. “Setelah ada calonnya nanti akan ada kampanye juga sebanyak 2 kali. Setiap kelas ada satu perwakilan untuk di KPU pusat. Kalau dari perwakilan itu yang ditunjuk ketua kelas untuk mewakili di KPU pusat. Di KPU kelas nanti ada bilik suara, ada tiga saksi. Ketika pemilih ini datang ke TPS harus membawa surat panggilan yang telah diberikan, ada juga tim sukses dari ketiga pasangan calon,” tambahnya.
Yiyi berharap agar siswa dapat menerapkan demokrasi secara langsung umum bebas rahasia (luber) dan jujur dan adil (Jurdil). “Anak-anak diharapkan mampu melaksanakan demokrasi secara luber jurdil, ketika sudah pemilihan mereka akan diberikan tanda di tangan dengan menggunakan tinta atau stempel. TPS juga dibuat seperti proses pemilihan umum. Saya lihat secara umum tidak ada kesusahan tapi justru antusias, kalau dulu sebelum adanya P5 pemilihannya secara bersama di lapangan tapi kalau sekarang semua anak terlibat dalam proses persiapan. Kami mengharapkan agar anak-anak berkreasi ketika membuat TPS,” tutupnya. (nad)