
RadarKarawang.id – Warga Desa Ciptasari, Kecamatan Pangkalan, harus lebih bersabar. Perbaikan Jembatan Cicangor akan dilanjut usai libur lebaran. Target pengerjaan sekitar 14 hari.
Yadi, salah satu tim teknis yang menangani perbaikan jembatan menjelaskan bahwa upaya perbaikan sempat dilakukan sebelum Lebaran, namun terkendala kondisi penahan jembatan yang kurang kuat.
“Sebelum lebaran kami coba dorong dengan alat berat kecil, tapi karena penahan jembatan tidak kuat, malah bikin jembatan makin miring. Akhirnya alat berat kami tarik kembali,” ujar Yadi.
Baca juga: Belasan Rumah di Muktijaya Digoyang Puting Beliung
“Untuk perbaikan, desainnya sudah siap. Sekarang tinggal menunggu kondisi tanah stabil agar pengerjaan bisa dilanjutkan,” timpalnya lagi saat diwawancarai wartawan.
Sementara itu, warga setempat Fajar, warga Desa Ciptasari, mengungkapkan keluh kesah masyarakat yang kini harus memutar jauh melewati jalur alternatif seperti Cariu dan Kaligandu.
“Warga sih gimana ya, ada keselnya juga. Soalnya dijanjikan bisa selesai sebelum Lebaran, tapi ternyata masih banyak kendala,” ungkap Fajar.
Namun, di tengah keterbatasan, warga tak tinggal diam. Inisiatif warga bersama tokoh masyarakat setempat, H Jenal Arifin, akhirnya dibangunlah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
JPO tersebut dijaga oleh sembilan pemuda dari Desa Ciptasari yang bertugas mengatur lalu lintas dan memastikan keamanan pengguna jembatan, terutama karena tanah di sekitar jembatan masih labil.
“Alhamdulillah sampai sekarang belum ada yang jatuh, tapi tetap harus hati-hati,” tambah Fajar, sambal menyebut jembatan tersebut baru bisa dilalui sepeda motor dan pejalan kaki.
Meski sementara, jembatan darurat ini menjadi penyelamat aktivitas warga sehari-hari. “Untuk saat ini kami masyarakat berharap perbaikan permanen bisa segera dilakukan agar mobilitas kembali normal dan risiko kecelakaan bisa dihindari,” tutupnya.
Sebelumnya, anggota Komisi 3 DPRD Karawang sekaligus Ketua Fraksi Partai NasDem, Mulyadi, menyoroti pemasangan Jembatan Bailey di Cicangor yang dinilainya tidak efektif dan berisiko tinggi.
Menurutnya, jembatan darurat tersebut dipasang di lokasi yang tidak tepat, sehingga berpotensi ikut terbawa jika terjadi longsor lebih lanjut ketika sungai banjir.
Tonton juga: Tjhai Chui Mie Wali Kota Singkawang
“Nah, Jembatan Bailey justru dipasang dalam struktur jembatan lama yang amblas. Kalau jembatan lama semakin turun, maka Bailey juga akan ikut terbawa. Itu tidak aman,” tegas Mulyadi.
Ia menilai, pemasangan jembatan darurat ini seharusnya mempertimbangkan kondisi struktur jembatan lama. Jika tidak dibongkar terlebih dahulu, risiko kerusakan akan semakin besar.
“Kalau menurut saya, jembatan lama dibongkar dulu, baru bangun Bailey di atas struktur yang lebih aman. Jangan diselubungkan seperti ini,” lanjutnya. (uty)