KARAWANG

Dorong Konektivitas Jalur Kereta Api

KERETA TRANSPORTASI NYAMAN: Pansus 9 DPRD Jawa Barat menikmati perjalanan kereta api pada kegiatan pemantauan langsung ke lapangan.

Gus Ahad: Jakarta-Bandung Bisa Punya Dua Jalur

BANDUNG, RAKA – Pansus 9 DPRD Jawa Barat yang menggarap revisi RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023 mengecek ke lapangan secara langsung untuk mengetahui secara detil bagaimana konektivitas antar daerah dengan sarana transportasi umum jenis kereta.

“Ya hari ini sangat mengesankan ya, kami mengecek langsung ke lapangan, bagaimana koneksi antar wilayah,” ujar anggota DPRD Jabar dari Fraksi PKS, Abdul Hadi Wijaya.
Hasilnya, hanya tinggal sedikit lagi yang perlu disempurnakan.

Anggota DPRD Jawa Barat dari daerah pemilihan Karawang dan Purwakarta itu menjelaskan, baru-baru ini pihaknya berkunjung ke Stasiun Cipatat Kabupaten Bandung Barat, kemudian menumpang kereta api dari Cipatat menuju Cianjur.

Ir. H. Abdul Hadi Wijaya, MSc
Anggota DPRD Jabar Fraksi PKS

“Kereta api dengan tarif subsidi, tarifnya Rp2.000. Perjalanan sekitar 50 menitan dan kemudian ini keretanya kelas ekonomi tapi sangat nyaman ya. Tidak berdesakan dan menjaga protokol kesehatan,” ujar pria yang akrab disapa Gus Ahad itu seraya menjelaskan, sebelum masuk kereta ada pemeriksaan suhu tubuh terlebih dulu.

Dia juga menceritakan, tarif Rp2.000 untuk menempuh Cipatat-Cianjur yang jaraknya mencapai 31 km sangat terjangkau. Sedangkan kalau ingin sampai ke Sukabumi cukup mengeluarkan uang Rp5.000 dengan lama perjalanan bertambah sekitar satu jam lebih lagi.

“Yang kami temukan emang pemandangan bagus dan kota ini ramai sekali, apalagi kalau liburan jadi berfungsi sebagai kota wisata sampai saat ini dengan publikasi masih terbatas,” bebernya.

Kedepan tambahnya, hanya tinggal sekitar 17 km lagi yang belum bisa ditempuh dengan lokomotif terbaru yang sekarang dimiliki oleh PT KAI. Karena jalurnya masih terlalu curam dan terlalu berkelok-kelok. Sementara rel yang ada tipe 133 yang kecil dan tidak bisa dilintasi kereta besar.

“17 km yang tersisa ini antara Cipatat menuju Padalarang, ini sedang disurvei oleh PT KAI dengan konsultan-konsultan mereka untuk ditemukan solusi yang paling baik,” ujarnya.

Jika jalur ini tersambung, terkoneksi Cipatat sampai Padalarang dengan tiga alternatif maka akan punya jalur kedua kereta api dari Jakarta ke Bandung. Selain jalan sekarang ada Jakarta Bekasi Cikampek Purwakarta.

Kemudian Padalarang dan Bandung jalan kedua Jakarta-Bogor lewat Depok, Jakarta-Depok-Bogor kemudian Sukabumi-Cianjur-Cipatat-Padalarang dan Kota Bandung. Jika ada jalur ini, pemandngnnya sangat indah. Ada terowongan, ada jembatan yang cukup panjang dan sangat memanjakan mata.

Gus Ahad menambahkan, kalau ini bisa terealisasi, maka koneksi ke wilayah Jawa Barat bagian selatan, barat daya akan menjadi hidup.

Dengan begitu, jalur tersebut akan mengurangi beban yang selama ini sudah sangat overload pada jalur Bandung-Cianjur-Sukabumi dan kemudian ke Bogor. Kalau ada kereta api dengan tarif yang murah yang jauh lebih murah dibanding tarif bus misalnya, atau bahkan bensin motor pun masih lebih murah.

“Maka kemudian terseraplah penumpang dan juga angkutan barang, bisa dimobilisasi lewat rel kereta api,” ujarnya.

Politisi Partai Kedilan Sejahtera tersebut juga menjelaskan, pihaknya akan mendorong pemerintah Jawa Barat agar melakukan langkah-langkah komunikasi dengan Kementerian Perhubungan dengan PT KAI agar jalur ini bisa segera direalisasikan pada masa Gubernur Ridwan Kamil dan UU Ruzhanul Ulum.

Dia juga berterimakasih kepada perwakilan PT KAI, Dinas Perhubungan dan Kepala Stasiun Cianjur yang telah memfasilitasi perjalanan Pansus 9 DPRD Jabar.

“Kami sangat terkesan dan mendoakan supaya ada keberkahan bagi masyarakat Bogor, Sukabumi, Cianjur. Sehingga mereka bisa memudahkan koneksi menuju Jakarta dan menuju Bandung,” pungkasnya. (adv)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button