Dosen Unsika Ajak Orang Tua Latih Aspek Kognitif Anak
KARAWANG, RAKA- Rentang usia anak usia dini adalah antara 0 sampai 6 tahun. Dalam hal ini, tujuan materi adalah untuk menekankan karakter dan prioritas. Masa ini dikenal dengan masa keemasan ,masa di mana masyarakat biasa mengumpulkan atau menyebarkan informasi dari dunia luar meningkatkan literasi.
Dosen PIAUD unsika, Dewi Siti Aisyah mengatakan, anak usia dini memiliki berbagai macam tujuan, yang terpenting adalah kognitif. “Dalam aspek kognitif terdapat 3 indikator, salah satunya yaitu berpikir logis,” katanya.
Dewi juga menambahkan bahwa Salah satu aspek perkembangan yang dapat dikembangankan pada anak usia dini melalui bidang pendidikan anak usia dini adalah aspek perkembangannya kognitif. “Dalam aspek kognitif terdapat kemampuan yang harus dikembangkan yaitu kemampuan berpikir logis,” tambahnya.
Dewi juga menerangkan bahwa berpikir logis adalah suatu kemampuan dalam bermacam-macam kemungkinan penyelesaian dari suatu masalah. “Menurut Permendikbud 2014, kognitif anak usia 5-6 tahun terdiri dari beberapa faktor, antara lain pertama belajar dan memecahkan masalah, kedua berpikir logis, dan ketiga simbolik,” tuturnya.
Dia juga menjelaskan pengabdian kepada masyarakat dengan membuat program pengembangan berpikir logis anak menggunakan barang bekas ialah untuk penelitian dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir logis pada anak usia dini melalui media pembelajaran Sticky Wall anak kelompok B usia 5-6 tahun . “Sticky Wall Activities merupakan sebuah aktifitas tempel menempel pada tembok menggunakan alat bantu lainnya. Yang dimaksud dengan menempel pada tembok mengacu pada rangsangan panca indera: mengirim, menerima, mengamati, menghasilkan, mengamankan, dan menyimpan informasi,” paparnya.
Menurut penelitian, lanjutnya, satu sensor dapat mendeteksi kondisi seperti saraf di udara, yang dapat digunakan untuk menghasilkan laporan yang lebih komprehensif. Selain itu, jenis latihan ini dapat digunakan untuk berkomunikasi dan mengumpulkan informasi. “Berbagai aktivitas dan bahaya yang tanggap terhadap pengobatan dapat dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sensorimotor. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yakni metode demonstrasi, ” tandasnya. (fjr)