HEADLINE

DPPKB Turunkan 1.879 Tim Pendamping Keluarga, Untuk Mempercepat Penurunan Angka Stunting

KARAWANG, RAKA – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Karawang (DPPKB) mempunyai upaya dalam mempercepat penurunan angka stunting di tahun 2023. Salah satu upaya berupa menurunkan sebanyak 1.879 orang Tim Pendamping Keluarga (TPK). Tim tersebut terdiri dari Kader KB, Bidan dan PKK sebanyak 5.637 orang. Tim ini akan bertugas memberikan penyuluhan, fasilitas pelayanan rujukan dan melakukan surveilans kepada sasaran keluarga berisiko stunting.
Kepala Dinas DPPKB Karawang, Sofiah menyampaikan kader TPK juga mempunyai tugas tambahan berupa membantu distribusi bantuan telur, makanan bergizi dan bantunn sosial stunting. “Tim Pendamping Keluarga ini kemudian disebar ke 30 kecamatan di Karawang dan bertugas melakukan penyuluhan, memfasilitasi pelayanan rujukan dan melakukan surveilans atau pendampingan kepada sasaran keluarga berisiko stunting. Kader TPK kami di lapangan juga memiliki tugas tambahan. Mulai dari membantu pendistribusian bantuan telur, makanan bergizi, hingga memfasilitas penyaluran bantuan sosial stunting dari pemerintah,” ujarnya, Selasa (12/12).
Selain menjalankan tugas dan kewajiban, kader TPK pun diberikan hak berupa bantuan operasional dan kuota internet. Dalam satu bulan diberikan anggaran sebesar 100 ribu untuk kuota internet. Jumlah anggaran ini merupakan dana yang diberikan oleh BKKBN kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk program percepatan penurunan angka stunting. Dalam anggaran tersebut, dana sebesar Rp 5.637.000.000,- harus digunakan untuk kebutuhan kuota internet kader di lapangan. Pasalnya, dalam bekerja Kader TPK harus melaporkan hasil pendamingannya melalui aplikasi yang ditentukan BKKBN. “Pulsa yang di injek kepada kader pendamping keluarga di peruntukan sebagai sarana dalam pengisian Aplikasi ELSIMIL serta memfasilitasi Kader TPK dalam melakukan alur pendampingan. Seperti merujuk ke Tenaga Kesehatan atau merujuk ke Desa agar sasaran mendapatkan bantuan sosial dan kebutuhan lainnya. Hal itu dilakukan setiap bulan oleh TPK sepanjang tahun,” tambahnya.
Dalam memberikan kuota internet, DPPKB Karawang telah menjalin kerjasama dengan provider internet sesuai dengan kebutuhan selama program berlangsung. Meski begitu untuk penentuan jenis provider bukan kewenangan TPPS dan DPPKB Karawang. Provider telah tersedia melalui Barang dan Jasa yang terdapat di Setda Karawang. “Tahun ini ditentukan kita menggunakan beberapa provider yaitu Indosat, Tri, Telkomsel, XL, Axis, dan Smartfren. Itu semua disesuaikan dengan daya tangkap signal di seluruh wilayah tugas Kader TPK di Karawang. Pulsa internet tersebut di injek langsung oleh provider ke nomor TPK yang sebelumnya sudah didaftarkan. Jadi tidak melalui Barjas, TPPS, maupun DPPKB Karawang,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, program tersebut akan kembali berlanjut di tahun 2024 mendatang. Ia menjelaskan BKKBN telah memberikan anggaran kegiatan yang serupa. “Karawang berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dalam upaya pecerpatan penurunan stunting, tahun ini kami target penurunan hingga satu digit dan di akhir 2024 nanti mudah-mudahan Karawang sudah zero stunting,” lanjutnya.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Karawang yang juga Bupati Karawang, Aep Syaepuloh mengatakan, peran TPK dalam program penurunan stunting ini sangat sentral. Sebab, mereka yang bersentuhan langsung dengan keluarga yang memiliki anak stunting dan keluarga beresiko stunting. “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua kader TPK yang sudah bekerja keras dalam upaya menurunkan stunting di Karawang. Kami berharap, kinerja yang sudah baik ini dipertahankan. Agar angka stunting di Karawang menjadi satu digit di tahun 2023 ini sesuai instruksi dari ibu bupati,” ungkapnya.
Ia menyampaikan percepatan penurunan angka stunting bukan hanya tugas dari pemerintah saja, namun diperlukan adanya peran dari masyarakat. Masyarakat dapat ikut berperan melalui memberikan pola asuh yang baik kepada anak. Selain itu dapat melakukan tindakan tidak merokok di dekat anak. Hal ini dikarenakan rokok menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting. “Memang masih banyak kebiasaan buruk dari keluarga juga, saya tanya ini bapaknya si anak merokok di dalam ruangan atau tidak? Ternyata merokok di dalam ruangan. Ini tentu tidak baik. Saya sampaikan agar orang tua yang merokok jangan dekat-dekat dengan anak,” jelasnya
Kemudian diberikan pula bantuan telur melalui program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Ia menyampaikan pada tahun 2023 ini telah ada sebanyak 152.160 butir telur yang diberikan kepada 2.536 anak stunting di 30 kecamatan. Melansir data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, hasil referensi penimbangan balita yang dilakukan pada Agustus 2023 mencapai 97 persen atau 180.284 balita se-Karawang. “Insya Allah dengan berbagai program, salah satunya BAAS, Bapak Asuh Anak Stunting, dengan memperhatikan asupan makanan bisa menekan angka stunting, dan zero new stunting,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button