DPRD Dorong Pilkades E-Voting
Minimalisir Kerusuhan Pendukung

KARAWANG, RAKA – Wacana pemilihan kepala desa (pilkada) menggunakan sistem E-Voting dikemukakan anggota DPRD Kabupaten Karawang. Sistem pilkades yang sudah dijalankan saat ini, dinilai rawan terjadi kericuhan.
Anggota Komisi I Dedi Indra Setiawan mengatakan, pilkades merupakan momentum politik tingkat desa yang syarat dengan adanya kerusuhan. Banyak faktor yang mempengaruhi suasana pilkades menjadi panas bahkan sampai terjadi kerusuhan. Salah satunya pada saat melakukan pemungutan suara. Untuk itu, pihaknya mendorong pemerintah daerah melalui dinas terkait, agar pilkades dilakukan melalui E-Voting. “Kita kan ketahui bahwa di pilkades ini rentan terjadi rusuh, karena misalkan si pemilih bukan warga setempat,” katanya, kepada Radar Karawang, Rabu (4/12).
Melalui E-Voting, kata dia, akan meminimalisir potensi terjadinya rusuh yang disebabkan adanya pemilih yang bukan dari warga setempat. Hal itu memang bisa ditunjukan dengan membawa KK dan E-KTP atau suket. Namun itu dirasa kurang efektif dan efisien. “Masa mau nyoblos bawa KK. Kalau E-Voting kan tinggal barcode,” ucapnya.
Menurutnya, Kabupaten Karawang mampu untuk melaksanakan E-Voting. Pihaknya juga sudah mengusulkan agar itu bisa dianggarkan. Tetapi pada tahun 2020 tidak dianggarkan. “Kota kecil saja Boyolali bisa, masa Karawang tidak. Tinggal kemaunnya aja. Nanti saya kejar di tahun 2021,” ujarnya.
Selain untuk meminimalisir potensi konflik pilkades, lanjutnya, dengan E-Voting juga akan lebih memudahkan pelaksanaan pada saat pemungutan suara. “Pilkades ini kan berlangsung bersamaan dalam hari yang sama. Makanya pandangan fraksi saya Karawang didorong jadi kabupaten digital,” pungkasnya. (nce)