HEADLINEKarawang

Dua Pingsan, Tiga Luka-luka

DIRAWAT: Sejumlah mahasiswa STIKES Kharisma merawat mahasiswa Unsika yang terluka.

Kabar Mahasiswa Unsika Tewas Hoaks

JAKARTA, RAKA – Pagar depan Gedung DPR jebol. Gas air mata berhamburan. Water canon yang sedari kemarin siaga di balik gerbang mulai menembakan amunisinya ke arah mahasiswa. Suasana di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9) sore pun ricuh.

Massa dan aparat terlibat bentrok. Aksi saling lempar tak terelakan, beberapa di antaranya ada yang terluka dan langsung dievakuasi dengan ambulan. Termasuk mahasiswa asal Karawang yang ikut bagian dalam aksi penolakan RUU KPK dan KUHP, serta sejumlah RUU bermasalah, tidak luput dari tembakan gas air mata. Mereka berasal dari berbagai kampus seperti Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Universitas Buana Perjuangan (UBP), STMIK Rosma, BSI Karawang, STIKES Kharisma.

TERKAPAR: Seorang mahasiswa UBP dirawat oleh temannya setelah terkena gas air mata.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Radar Karawang, ada lima orang mahasiswa yang terluka. Dua orang pingsan, tiga lainnya dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan satu orang mahasiswa Unsika dikabarkan ditahan polisi.

Mahasiswi Unsika Siska (20) mengatakan, sejak pukul 19.47 WIB kabar keselamatan teman-temannya yang ikut aksi unjuk rasa mulai beredar di jejaring sosial. “Di grup WA dikabarkan satu mahasiswa Unsika ditahan polisi, dua masuk rumah sakit bersama satu mahasiswa UBP,” ujarnya kepada Radar Karawang.

Fahri (19) aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Karawang mengatakan, aparat kepolisian sudah mulai menembaki gas air mata sejak sore, dan terus dilakukan sampai malam hari. “Kita terus ditembaki,” ungkapnya melalui pesan whatsapp.

Ia melanjutkan ada dua kader IMM dari Komisariat Unsika yang pingsan terkena gas air mata, yaitu Miftahul Husna dan Nyi Ayu Fitriah. Keduanya dievakuasi dari sekitar gedung MPR ke Stasiun Palmerah. “Banyak korban berjatuhan. Situasi mulai tidak kondusif pukul 18.27,” ujarnya.

Khawatir menelan korban lebih banyak, kata Fahri, para pengunjuk rasa mundur dan berkumpul di sekitar Stasiun Palmerah. Namun, saat pukul 20.52, aparat kepolisian mulai menembakan gas air mata ke sekitar stasiun. Padahal di dalamnya banyak mahasiswa yang sedang diobati, petugas stasiun dan masyarakat umum. “Bau gas sangat menyengat. Polisi terus menerus menembaki gas air mata,” ungkapnya.

Aktivis BEM STIKES Kharisma Riki Gunawan mengatakan, hingga pukul 00.09 banyak mahasiswa Unsika dan UBP yang masih terjebak di Jakarta. Sedangkan yang terluka masih dalam pendataan. “Sementara mahasiswa Unsika dan UBP yang dilarikan ke rumah sakit,” ungkapnya.

Sedangkan kabar mahasiswa Unsika yang ditangkap polisi, Riki mengatakan, dia belum mengetahui pasti kebenarannya. “Situasi masih belum kondusif, jadi belum mengetahui pasti keterangan itu,” katanya.

Sementara hingga pukul 22.16, terdapat puluhan korban luka-luka dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Pusat Pertamina. Dari luar ruang IGD tampak sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas mengenakan jas almamater mereka. Berdasarkan informasi dari papan petunjuk informasi pasien yang terpampang di muka IGD, terdapat 81 pasien korban aksi massa tersebut. Hingga berita ini diturunkan, kabar penangkapan mahasiswa Unsika belum dapat terkonfirmasi. (psn)

Related Articles

Back to top button