Dua Warga Cikampek Gizi Buruk
CIKAMPEK, RAKA – Dua orang warga Cikampek menderita gizi buruk tak kunjung sembuh. Ada penyakit lain yang diderita dua orang korban tersebut, sehingga proses penyembuhan terhambat. “Ada dua orang yang menderita gizi buruk. Usianya pun lebih dari lima tahun,” ujar Mohamad Isa, petugas Gizi UPTD Puskesmas Cikampek, kepada Radar Karawang, Senin (15/4) kemarin.
Ia menyampaikan, dua pasien gizi buruk itu menderita dari usia tujuh bulan sampai sekarang sudah umur lima tahun lebih belum sembuh. Mereka adalah Umar, dari Desa Kalihurip dan Fahrani dari Desa Dawuan Tengah. “Walaupun kami sudah berusaha untuk mengobatinya dan memberikan bantuan berupa makanan yang bergizi dan berobat jalan. Namun belum bisa sembuh total. Hal itu karena terkontaminasi sama penyakit lainnya. Diantaranya penyakit mikrocepal (kepala kecil) dan TB atau sering disebut TBC,” katanya.
Menurutnya, jika tidak terkontaminasi dengan penyakit lainnya. Maka peluang untuk sembuh sangat besar, dengan memberikan asupan gizi yang sehat seperti memberikan susu, biskuit dan makanan empat sehat lima sempurna. “Sebenarnya gizi buruk itu bukan penyakit, tapi dampak ekonomi dan penyakit. Kalau penyebabnya dari dampak ekonomi, bisa mudah diobati gak mesti harus bertahun-tahun. Namun jika terserang penyakit lainnya seperti TB, maka harus dioperasi (sembuhkan dulu pemyakitnya), maka bisa dipbati sampai total,” ungkapnya.
Ia mengaku, dua pasiaen penderita penyakit tersebut, selalu rutin melakukan pemeriksaan. Bahkan salah satu pasiennya, yaitu keluaraga Umar menyerahkan sepenuhnya kepada pihak puskesmas, hal itu karena keterbatasan ekonomi. Namun berbeda dengan Fahrani, pihaknya tidak mau operasi karena kwatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Alhamdulillah, sekarang Umar agak sedikit membaik, dulu badannya sangat ceking, sekarang badannya udah sedikit ngisi,” akunya.
Masih dikataknnya, penyakit gizi buruk bisa terjadi masih dalam kandungan. Maka dari itu kepada ibu hamil harus sering datang ke posyandu, agar bisa dilakukan pemeriksaan seperti HIV, hipertensi, tes urine dan lain-lain, sehingga perkembangan janin bisa terpantau, jika terjadi kekurangan gizi, pihaknya bisa memberikan pemberian makanan tambahan, sehingga dapat mencegah penyakit gizi buruk terhadap calon bayi. “Intinya, kepada ibu hamil harus sering datang ke posyandu masing-masing untuk melakukan pemeriksaan, biayanya pun gratis,” pungkasnya.(acu)