TAMAN WISATA : Komplek taman wisata air mancur Sri Baduga masih belum beroperasi. Meski kondisi itu terjadi setiap musim kemarau, tapi sampai saat ini belum ada solusi.
- Solusi Atasi Kekeringan Belum Ada
PURWAKARTA, RAKA – Setelah air mancur Sri Baduga tak beroperasi akibat kemarau, Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) mengaku sudah melakukan tindakan pencegahan sebagai solusi untuk persoalan krisis air di taman air mancur tersebut.
Kepala Bidang Pariwisata Disporaparbud Irfan Suryana mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan langkah pencegahan, misalnya dengan pembenahan sistem irigasi. “Sudah diusulkan termasuk untuk pipanisasi, tapi kan ini juga menyangkut persetujuan dari bupati dan anggarannya, karena untuk pipanisasi bisa jadi besar biayanya,” terangnya.
Menurutnya, untuk persoalan krisis air di taman air mancur Sri Baduga, bukan hanya tugas Disporaparbud untuk menyelesaikan, namun dinas lain seperti Bina Marga perlu dilibatkan. “Yang jelas, perlu dudukbersama untuk masalah ini, tidak mesti harus dilimpahkan semuanya kepada Disporaparbud,” paparnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta Heri Anwar mengatakan. Pihaknya tengah mengantisipasi agar saat terjadi kemarau di tahun berikutnya kejadian serupa tidak terjadi kembali dengan menggunakan pipanisasi untuk saluran air khusus untuk air mancur. “Kita akan mengajukan kepada bupati untuk mengantisipasi kekurangan air dengan pipanisasi, ada saluran air khusus untuk air mancur. Kalau setiap tahun mengandalkan irigasi akan begini terus,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk sekali pementasan air mancur menari menghabiskan dana sebesar Rp4 juta rupiah untuk membayar biaya listrik. “Tidak berdampak terhadap PAD Purwakarta, karena air mancur ini tidak dipungut biaya kepada pengunjung. Tapi ada dampak yang lain seperti, dari perparkiran, pajak hotel, tempat makan,” pungkasnya. (ris)
