Efek Pilkades Berimbas ke Karang Taruna
TIRTAMULYA, RAKA – Baru beberapa hari sejak dilantik secara resmi menjadi kepala Desa Karangsinom, Nano Karno mendapat kritikan dari pemuda di desanya.
Pasalnya, kepala desa yang akrab disapa Kinoy itu dinilai tidak demokratis dalam hal pemilihan ketua Karang Taruna Desa Karangsinom.
Pemuda yang meminta agar namanya diinisialkan SS mengatakan, pemilihan ketua karang taruna seharusnya dilakukan berdasarkan aturan, yaitu dilakukan pemilihan oleh warga karang taruna. Namun, hal itu tidak ditempuh. “Ketua karang taruna seharusnya dilakukan pemilihan bukan ditunjuk oleh lurah (kepala desa),” katanya kepada Radar Karawang, Rabu (19/12) kemarin.
Ia mengatakan, dirinya tidak dilibatkan dan tidak mengetahui proses pemilihan karang taruna yang dilaksanakan pada saat itu.
“Saya tahu pas sudah dilantik tadi,” ungkapnya.
Sementara, Nano Karno tidak membenarkan hal tersebut. Menurutnya, adanya informasi tersebut adalah salah satu efek dari suasana pemilihan kepala desa (pilkades). “Nggak kayak gitu. Kita tetap lakukan musyawarah dan pemilihan,” kata Kinoy.
Menurutnya, ketua karang taruna yang terpilih saat ini bukan berdasarkan penunjukan oleh dirinya selaku kepala desa. Melainkan atas dasar kesepakatan bersama yang hadir pada saat pemilihan. “Bukan ditunjuk, tapi berdasarkan kesepakatan bersama. Waktu itu sudah ada yang disepakati, makanya dibuatkan SK nya,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, dalam pembentukan pengurus Karang Taruna Desa Karangsinom, dia sudah mengundang beberapa orang sebagai perwakilan dari setiap RT. “Tidak benar jika saat ini ada yang menilai saya otoriter. Kita sudah undang beberapa perwakilan pemuda dari setiap RT. Dan yang hadir juga banyak. Ada 84 orang,” ujarnya.
Ia berharap, setelah terbentuknya struktur dan pengurus baru dalam karang taruna desa, bisa lebih berperan aktif terutama dalam bidang kepemudaan. “Saya harap ketua dan para pengurus di karang taruna sekarang bisa menghidupkan organisasi. Bukan malah ingin hidup di organisasi,” katanya. (cr2)