Uncategorized

Ekonomi Sulit, Pedagang Batu Akik Menjerit

RENGASDENGKLOK, RAKA – Perdagangan batu akik sempat melejit dengan harga produk ”selangit.” Tapi saat ini tidak ladi dirasakan oleh para pedagang batu akik di Pasar Rengasdengklok. Tak seperti dulu batu booming, sekarang ini sepi pembeli. Pedagangnya pun banyak yang gulung tikar.

Nurhidayat (34) pedagang batu akik di Pasar Rengasdengklok sejak 2012 mengaku, di akhir kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pedagang batu akik sempat kewalahan melayani pembeli. Namun empat tahun kebelakang peminat batu akik mulai berkurang. “Penghasilan menurun sampai 70 persen,” jelasnya kepada Radar Karawang, Minggu (31/3).

Ia melanjutkan, seharusnya batu akik menjadi tradisi yang harus dijaga oleh masyarakat Indonesia, karena banyak batu akik yang terdapat di Nusantara ini. Namun disamping menurunnya peminat batu akik, Nurhidayat mengaku ada masyarakat yang masih mencari batu akik walaupun harganya tinggi.
“Masih diminati, walaupun langka, tapi harganya mahal,” ujarnya.

Nurhidayat mengaku masyarakat Indonesia masih ikut trending, seperti tahun 2014 banyak orang yang mendadak suka batu akik, padahal cuma ikut-ikutan. “Kalau jiwa seni, seharusnya sebelum ramai batu, dia pasti selalu pakai sampai sekarang,” katanya.

Begitupun Deri (35) pedagang batu akik sejak tahun 2010 mengaku setiap hari penghasilannya rata-rata setiap hari kurang dari Rp100 ribu. Jika sedang ramai bisa mencapai Rp300 ribu.
“Sekarang masih merosot, paling ada juga yang hobi,” jelasnya.
Ia melanjutkan, sekarang tidak kelihatan perkumpulan orang-orang yang suka batu akik, waktu dulu sangat digandrungi. “Dulu ada komunitas batu pandan, berbeda dengan sekarang,” katanya.

Menurutnya, sejak tahun 2016 penghasilan mulai menurun. “Jadi sekarang ini kebanyakan yang beli batang sama gosok batu aja,” tuturnya. (cr4)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button