Uncategorized

Ekonomi Warga Pesisir Memburuk

BERHARAP MINYAK TAK BOCOR LAGI: Dua orang nelayan berharap perairan Karawang tak lagi diwarnai ceceran minyak mentah.

Hasil Tangkapan Menyusut

CIBUAYA, RAKA – Sejak perairan Karawang hingga bibir pantai dicemari ceceran minyak mentah PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), kehidupan warga pesisir Karawang semakin sulit.

Bagi nelayan, mereka sulit mendapatkan ikan hingga rajungan. Hasil tangkapan bahkan tidak bisa menutupi modal yang dikeluarkan untuk melaut. Sedangkan bagi pebisnis yang berjualan di bibir pantai, omzet mereka juga merosot.

Karena jarang ada wisatawan yang datang untuk menikmati pantai, atau sekadar mancing. Itu dirasakan oleh Kacih (62) warga Dusun Cemara I, Desa Cemarajaya. Menurutnya, sejak bibir pantai menghitam, ceceran minyak mentah menggumpal di permukaan laut, tidak ada lagi pemancing yang datang. Itu berdampak terhadap penghasilannya sebagai pemilik warung. “Penghasilan warung berkurang. Soalnya tidak ada yang mau datang ke pantai. Pemancing saja balik lagi saat tahu kondisi pantai seperti ini,” ungkapnya kepada Radar Karawang.

Sodikin, nelayan asal Pasirputih mengatakan, dampak kebocoran oil spill satu setengah tahun lalu pun, para nelayan belum bisa bangkit sepenuhnya. Sementara limbah yang sempat membuat nelayan vakum melaut beberapa bulan itu muncul kembali. “Kami nelayan sangat khawatir, dulu waktu bocoran pertama saja, pendapatan tangkapan rajungan masih belum pulih sampai sekarang. Apalagi sekarang semburan kembali muncul,” sesalnya.

Sodikin menjelaskan, Pasirputih merupakan salah satu nelayan terbesar pencari rajungan di Karawang. Sementara dengan adanya ceceran minyak, biota yang hidup di dasar laut akan terpengaruh dan terkena dampaknya. Selain itu, para nelayan Pasirputih mengaku kecewa terhadap distribusi kompensasi yang dinilai lamban. Belum lagi, tak sedikit nelayan yang jelas-jelas nelayan tercoret daftar verifikasi penerima. “Nelayan Pasirputih sangat kecewa terhadap kompensasi yang lamban, masa kurang lebih setahun setengan masih banyak yang belum kelar? Apalagi nelayan Pasirputih banyak yang tercoret karena verifikasi, padahal tahap awal sudah terdaftar, punya ATM dan tabungan,” tambahnya.

Nelayan lainnya, Wardi mengatakan, sejak minyak mencemari laut, dia sudah tidak lagi berpenghasilan. Ikan, udang, dan rajungan yang biasa dia jual sudah tak bisa diperoleh. “Untuk kebutuhan sehari-hari ya pinjam sana, pinjam sini,” akunya. Ia berharap pemerintah bisa melihat kondisi nelayan dengan benar. “Nelayan tradiaional mati langkah, gak ada lagi lahan usaha. Kita ingin pemerintah melihat langsung ke sini,” pungkasnya. (mra/rok)

Related Articles

Back to top button