Uncategorized

Ekspor Rajungan Maknyus

CILAMAYA KULON, RAKA – Setelah musim angin barat, harga rajungan masih belum stabil. Namun, proses pengemasan di miniplan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasirputih Desa Sukajaya, kembali menggeliat untuk kebutuhan ekspor.

Warsinah (40) pengupas rajungan mengatakan, pengepakan rajungan dengan cara menguliti cangkang untuk kebutuhan ekspor, kembali menggeliat lagi aktivitasnya. Dalam sehari, proses pengemasan untuk rajungan hasil melaut di perairan Kalimantan dan Sumatera, ini menuntaskan antara 6 sampai 9 kwintal. Butuh ketelitian dan kerja apik untuk mengemas daging rajungan berstandar ekspor, sebab salah sedikit dan berakibat aroma dan rasa rajungan berbeda, barang akan ditolak saat hendak diangkut ke perusahaan penyalur ekspor.

Kelompok Kerja Pengawas Masyarakat Pesisir (Pokmaswas) Pasirputih Suhaeri mengatakan, harga rajungan belum stabil karena masih dibanderol bandar Rp65 ribu per kilogramnya. Padahal harga stabilnya sekitar Rp90 sampai Rp100 ribuan. Namun demikian, nelayan bubu rajungan tetap untung karena miniplan yang menjadi tempat proses pengemasan rajungan ekspor kembali menggeliat aktivitasnya. Sehingga para nelayan berkontribusi menyuplai rajungan ke miniplan tersebut walaupun hanya beberapa kwintal. “Harga rajungan belum stabil, karena idealnya itu dibanderol Rp100 ribu per kilogramnya,” katanya.

Lebih jauh Suhaeri menyebut, aktivitas di miniplan untuk rajungan ekspor ini cukup apik, karena akan dikirim ke perusahaan penyalurnya harus memenuhi standar. Apalagi, rajungan Pasirputih ini diekspor ke negara dengan standar yang ketat, seperti Amerika, Eropa, Jepang dan Timur Tengah. “Tujuan ekspornya juga negara-negara yang menerapkan mutu tinggi, jadi harus apik,” pungkasnya. (rud)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button