Karawang
Trending

Emak-emak Aksi Tolak Pembangunan Kandang Ayam

KARAWANG,RAKA- Puluhan emak-emak tolak pembangunan kandang ayam skala besar yang rencananya akan menampung hingga 40 ribu ekor ayam di di Dusun Pulokalapa, Desa Rawasari, Kecamatan Cilebar.

Aksi yang berlangsung pada Selasa (5/8) ini dilakukan secara spontan oleh warga, terutama ibu-ibu, yang merasa khawatir terhadap dampak negatif yang akan ditimbulkan dari keberadaan kandang ayam tersebut.

Mereka membentangkan spanduk dan poster penolakan, serta menyuarakan keberatan mereka di depan lokasi yang akan dijadikan area pembangunan kandang.

Baca Juga : Pemkab Karawang Hapus Denda Pajak Daerah

Koordinator aksi, Lina Fadlika, menjelaskan bahwa penolakan warga bukan tanpa alasan. Ia menyebut pembangunan kandang ayam tersebut memiliki potensi besar mencemari lingkungan sekitar.

Kekhawatiran utama warga adalah soal pencemaran udara, air, dan bau tak sedap yang sangat mungkin terjadi jika kandang beroperasi dalam skala besar.

“Kami bukan menolak usaha, tapi jangan sampai merugikan warga. Kandang ini jaraknya hanya sekitar 200 meter dari rumah kami. Kalau nanti ada pencemaran udara atau limbah, yang kena dampaknya pasti warga sini,” ujar Lina tegas, di tengah kerumunan massa aksi.

Ia menambahkan, selain pencemaran lingkungan, kandang ayam juga berpotensi mengganggu kesehatan warga, terutama anak-anak dan lansia. Risiko penyakit pernapasan, lalat yang berkembang biak akibat limbah, serta polusi bau menyengat juga menjadi kekhawatiran utama.

Tonton Juga : SAMAUN BAKRI, KEPERCAYAAN BUNG KARNO, HILANG BAWA EMAS PULUHAN KILOGRAM

“Kalau sudah beroperasi, kami takut nanti muncul penyakit. Anak-anak bisa sesak napas, lalat di mana-mana, belum lagi kalau air sumur tercemar,” tambah Lina dengan nada prihatin.

Warga juga menyayangkan bahwa pembangunan kandang ayam tersebut dilakukan tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat sekitar. Mereka mengaku baru mengetahui rencana pembangunan setelah alat berat mulai masuk ke lokasi pekan lalu. Dalam aksinya, warga menuntut agar proyek tersebut segera dihentikan sebelum ada kejelasan soal izin lingkungan, kajian dampak, serta keterlibatan masyarakat dalam proses perizinan.

“Kami minta transparansi dan kajian yang benar. Jangan karena uang, keselamatan warga dikorbankan,” ujar salah satu peserta aksi lainnya.

Aksi demonstrasi berjalan dengan damai, namun penuh semangat. Para emak-emak menyuarakan aspirasi mereka dengan lantang, berharap pemerintah desa, kecamatan, hingga dinas terkait segera turun tangan untuk merespons keluhan masyarakat.

“Kami akan terus melakukan penolakan jika pembangunan tetap dilanjutkan tanpa memperhatikan masyarakat dan tanpa kajian dampak lingkungan yang memadai,” pungkasnya. (uty)

Related Articles

Back to top button