Taman Baca Lapas Makin Diminati
PURWAKARTA, RAKA – Usaha Lapas Kelas II B Purwakarta guna meningkatkan minat baca Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dengan membuat Taman Baca di dalam lingkungan lapas menunjukkan hasil positif.
Keberadaan Taman Baca yang digagas Kalapas Purwakarta Suprapto ini, yakni dengan memanfaatkan saung tempat bersantai yang diubah menjadi Taman Baca, sudah ada sejak September 2018 lalu.
Letaknya yang strategis dan cukup nyaman semakin memudahkan WBP memanfaatkan berbagai buku bacaan yang menjadi koleksi lapas. Kasi Pembinaan dan Kegiatan Kerja Narapidana Lapas Kelas IIB Purwakarta.
Asep Saripudin mengatakan, sebelum ada Taman Baca tersebut, sebenarnya lapas memiliki perpustakaan sederhana. “Namun kondisinya kurang layak dan letaknya agak ke dalam,” kata Asep saat ditemui di Lapas Purwakarta Jalan MR Kusumaatmadja No 14 Purwakarta, Senin (18/2).
Akan tetapi, setelah ada Taman Baca ini, sambungnya, minat baca WBP terus menunjukkan tren positif. “Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya WBP yang memanfaatkan keberadaan Taman Baca tersebut. Ya, mungkin daripada sekadar nongkrong, lebih baik sambil membaca,” katanya.
Asep menjelaskan, di Taman Baca tersebut ada sekitar 500 buku, di mana 300 buku di antaranya merupakan pinjaman dari perpustakaan daerah sementara sisanya milik lapas. “Ke-300 buku tersebut akan diganti per tiga bulan dengan koleksi baru lainnya. Sehingga WBP tidak jenuh dengan buku yang dibacanya,” ujarnya.
Asep menyebutkan, buku favorit WBP di antaranya buku produktif, semacam pelatihan beternak, berkebun, dan lainnya. “Buku-buku religi juga cukup diminati, termasuk buku yang masuk ke dalam katagori hiburan,” katanya.
Disinggung terkait seberapa banyak WBP yang memanfaatkan Taman Baca tersebut, Asep menyebutkan, sekitar 60 persen WBP rutin ke Taman Baca, terutama pada Senin dan Kamis. “Saung Baca berukuran 5 meter x 3 meter berada di tengah-tengah Taman Baca yang berukuran 7 meter x 5 meter. Tak semuanya membaca di tempat, tapi ada juga yang meminjam buku untuk dibaca di dalam sel,” ucapnya.
Asep berharap, pada saat bebas nanti, WBP memiliki wawasan dan kemampuan untuk bekerja atau bahkan memulai usaha. “Sehingga dapat menjadi manusia yang mandiri dan bermanfaat bagi bangsa dan negara,” katanya. (gan)