Relawan Karawang Tidur Pakai Helm
-Was-was Gempa Susulan Cianjur

KARAWANG, RAKA – Gempa berkekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Cianjur, menjadikan duka bagi seluruh elemen masyarakat. Bencana itu juga membuat pilu tim evakuasi.
Tidak sedikit tim evakuasi yang diterjunkan guna membantu masyarakat Cianjur, bahkan relawan itu datang dari berbagai daerah, termasuk Karawang. Misalnya salah seorang anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Kaming, mengaku sedari awal sudah langsung terjun ke lokasi gempa di wilayah Cugenang, Cianjur.
“Dari awal saya dan tim sudah berangkat ke lokasi kejadian,” ujarnya saat ditanya melalui sambungan seluler, kemarin.
Kaming yang juga bagian dari Komunitas Relawan Independen menyebut baginya bahwa gempa Cianjur merupakan bencana yang sangat memprihatinkan. Tak hanya guncangannya yang dahsyat, tapi juga dia menyaksikan banyak korban gempa yang mendirikan tenda sederhana di kebun yang tak jauh dari rumah korban.
“Bukan berarti pemerintah tidak menyediakan tempat pengungsian, tapi mereka lebih memilih mendirikan tenda yang dekat dengan rumahnya,” ujarnya.
Selama di Cianjur, Kaming lebih banyak menyuplai logistik atau kebutuhan untuk para korban gempa. Ia bertugas dari dese ke desa di Kecamatan Cugenang. Meski menguras tenaga dan waktu, tapi dia terus berupaya semaksimal mungkin untuk tetap melayani dan membantu apa yang menjadi kebutuhan para korban.
“Kalau lelah itu pasti, tapi ketika di lapangan kami tidak merasakan apa-apa walaupun waktu tidur kami itu tidak tentu,” katanya.
Tidak hanya mengurus tenaga. Selama di Cianjur, Kaming beserta tim relawan lainnya pun tetap waspada dan siaga dengan adanya potensi gempa susulan. Bahkan, dia harus memakai alat pelindung saat tidur.
“Waktu tidur saja kita pakai helm untuk mengamankan diri. Jangan sampai kita sendiri yang membantu tapi jadi korban,” imbuhnya.
Selama sepekan di Cianjur, pria yang sudah tujuh tahun bertugas di BPBD Karawang itu mengaku sudah merasakan empat kali gempa susulan walaupun getarannya kecil.
“Makanya selama di sana, kami selalu berhati-hati dan siaga,” imbuhnya.
Awal kedatangannya ke Cianjur untuk membantu korban gempa, Kaming menyaksikan begitu banyak rumah yang ambruk dan mobil yang tertimpa puing-puing bangunan. Karena itu, baginya bencana Cianjur salah satu yang paling diingat dalam catatan selama menjadi relawan independen, maupun bagian dari petugas di BPBD.
“Buat saya pribadi kejadian ini yang sangat benar-benar memilukan,” katanya.
Berkaca pada kejadian gempa Cianjur, Kaming meminta masyarakat Karawang, terutama warga Karawang Selatan yang berada di wilayah pegunungan agar dapat menjaga alam dengan sebaik-baiknya.
“Jangan rusak alam, karena bila mana merusak alam, tinggal tunggu akibatnya,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Gempa berkekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang Cianjur, terjadi pada (21/11). Setelah gempa itu, Kaming langsung berangkat ke Cianjur untuk membantu korban terdampak. Ia baru kembali pulang ke Karawang pada (29/11) dini hari. (mra)