
KARAWANG,RAKA – Dari 30 kecamatan, empat kecamatan tak punya SMA negeri maupun swasta, yakni Purwasari, Cilamaya Kulon, Rengasdengklok, dan Cilebar. Kondisi ini membuat banyak pelajar setempat harus menempuh sekolah ke kecamatan lain.
Koordinator Statistik BPS Karawang, Yedih Wahyudin, mengungkapkan, berdasarkan data BPS per 5 Februari 2025, jumlah SMA negeri di Karawang saat ini hanya 30 sekolah yang tersebar di 23 kecamatan, sementara SMA swasta berjumlah 24 sekolah di 16 kecamatan.
Artinya, masih ada 4 kecamatan tanpa sekolah menengah atas sama sekali, dan 3 kecamatan hanya memiliki sekolah swasta tanpa SMA negeri.
Dampak nyata dirasakan di Kecamatan Cikampek. Camat Cikampek, Usep Supriatna, menyebutkan banyak kursi SMA negeri di wilayahnya terisi oleh pelajar dari Purwasari yang tidak memiliki sekolah negeri di daerahnya.
“Masuknya pelajar Purwasari ke SMA negeri di Cikampek berdampak pada berkurangnya kesempatan warga Cikampek untuk bersekolah di SMA negeri. Banyak anak-anak Cikampek akhirnya harus bersekolah di SMA swasta, karena kursi di SMA negeri terbatas. Untungnya sekolah swasta di sini cukup banyak, jadi masih bisa menampung,” kata Usep, Kamis (18/9).
Ia menambahkan, persoalan ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Pihak kecamatan berencana mendata melalui desa-desa untuk mengetahui berapa banyak warga yang kehilangan kesempatan bersekolah di SMA Negeri, atau bahkan tidak bersekolah sama sekali karena keterbatasan tersebut.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan pemerintah provinsi siap mendukung pembangunan sekolah baru, dengan syarat pemerintah kabupaten menyediakan lahan.
“Ya nanti bupatinya harus nyiapin tanahnya. Nanti kita bersama-sama untuk membangun. Bisa tanahnya disiapin bupati, bisa pemerintah provinsi melakukan pembebasan tanahnya, tetapi titik lokasinya biar bupati yang nyiapin,” jelas Dedi.
Dengan fakta masih ada empat kecamatan di Karawang yang sama sekali belum memiliki SMA, kebutuhan pembangunan sekolah menengah atas baru menjadi hal mendesak agar kesenjangan akses pendidikan bisa segera teratasi. (uty)