Karawang
Trending

Empat Tahun Cicih Sekeluarga Tinggal di Kolong Jembatan

KARAWANG,RAKA- Di balik gemuruh kendaraan yang melintas di atas Jembatan Citarum, Kecamatan Telukjambe Timur, hidup seorang perempuan tangguh bernama Cicih (64). Empat tahun Cicih sekeluarga Tinggal di kolong jembatan.

Menurut cicih dulunya tempat tersebut dipakai untuk menyimpan barang rongsokan. “Kalau disini nggak ngontrak, disuruh tinggal di sini. Ini bekas tempat orang juga dulu,” tutur Cicih dengan suara lirih namun tegar, Kamis (10/7).

Baca Juga : Sekolah Dilarang Jual Seragam

Bagi banyak orang, kolong jembatan mungkin bukan salah satu opsi tempat terakhir yang ingin ditinggali. Tapi bagi Cicih, itu adalah rumah satu-satunya yang ia miliki. Ibu asal Karawang ini kini tinggal bersama anak perempuan, anak laki-laki, menantu, dan cucu yang masih duduk di bangku kelas 3 SD.

Meski suami telah tiada, Cicih tetap berusaha tegar demi masa depan keluarganya. Untuk bertahan hidup, Cicih mengandalkan penghasilan dari memarkir kendaraan.

“Kalau rame bisa dapat Rp100 ribu sehari,” ujarnya. Listrik pun tak perlu ia bayar diberi oleh warga yang masih peduli. Sesekali, bantuan dari desa, masjid, atau warga yang melintas datang menghampiri, meski tak rutin. “Pernah dapet BLT, dua kali doang,” katanya.

Tonton Juga : NICKY ASTRIA, LADY ROCKER

Meskipun tinggal di tempat rawan, Cicih mengaku tidak pernah takut. “Kadang suka ada ular, tapi ya biasa aja,” katanya sembari tersenyum kecil.

Ia hanya berharap satu hal: bisa keluar dari tempat tinggalnya sekarang jika ada bantuan yang mencukupi. “Kalau bisa, pengennya mah ngontrak. Tapi biaya dari mana?” ungkapnya.

Kolong jembatan tempatnya tinggal memang bukan tanpa risiko. Kamar sering bocor saat hujan, dan ketika sungai meluap, air nyaris menyentuh tempat tinggalnya. Namun, bagi Cicih, yang penting adalah kebersamaan dengan keluarga dan pendidikan cucunya. “Yang penting anak bisa sekolah,” ucapnya pelan.

Warga sekitar kadang mengantar makanan, menunjukkan bahwa secercah kepedulian masih ada di tengah hiruk pikuk kota. “Kadang buat makan di kasih sama warga juga,” ungkapnya

Harapan Cicih sederhana, kehidupan yang lebih layak, atap yang tak bocor, dan masa depan yang lebih baik untuk anak cucunya. (uty)

Related Articles

Back to top button