Uncategorized

Empat Warga Pedes Positif HIV

PEDES, RAKA – Seks bebas tidak hanya banyak dilakukan di perkotaan, tapi juga pedesaan. Alhasil, penyakit mematikan seperti HIV/AIDS juga ditemukan di desa-desa. Di Kecamatan Pedes misalnya, berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Karawang, ada empat orang yang positif HIV/AIDS. Sedangkan daerah yang paling rawan penyebaran penyakit mematikan itu adalah Rengasdengklok, Telukjambe Timur, Karawang Barat, Karawang Timur.

Bagian Program KPA Karawang Yana Aryana mengatakan, penyakit HIV/AIDS di Karawang bagai fenomena gunung es, penderitanya terus bertambah. Awal tahun 2019 ini saja, tercatat ada 80 orang penderita. Yang lebih miris lagi, dua diantaranya adalah pelajar. “Jumlahnya bertambah, bulan Januari 34, bulan Februari 46. Saya kaget dengan adanya yang positif di usia 15 sampai 19 tahun, ada dua orang ada di wilayah Karawang, padahal usia masih muda, pelajar. Faktornya seks laki-laki, homo seksual,” katanya kepada Radar Karawang.

Praktisi kesehatan pencegahan penyakit menular, Wiwi Widiani mengatakan, untuk menghindari penyakit yang berbahaya itu, jangan sering ganti pasangan dalam melakukan hubungan intim. Penyakit ini adalah jenis penyakit yang menular, selain itu belum ada obat yang bisa menyembuhkannya. Obat yang ada hanya bisa untuk mempertahankan daya tahan tubuh dengan menkomsumsi obat yang sudah direkomendasikan oleh dokter. “Intinya jangan melakukan perbuatan di luar batas,” pungkasnya.

Sedangkan di Rengasdengklok, menurut penggiat independen HIV/AIDS Rengasdengklok Bambang, sudah sering mengikuti jejak tim puskesmas Rengasdengklok dalam melakukan pemeriksaan HIV/AIDS di tempat prostitusi. “Selama saya ikut melakukan pemeriksaan bersama tim Puskesamas Rengasdengklok ke tempat prostitusi, dipastikan para PSK selalu saja ada yang positif. Namun penderitanya berbeda dengan yang pernah diperiksa sebelumnya, seolah-olah Rengasdengklok menjadi tempat transit PSK yang positif HIV/AIDS,” ujarnya.

Menurutnya, penderita HIV/AIDS di tempat prostitusi yang berada di Cikelor sangat mengkhawatirkan. Keberadaan PSK di tempat itu selalu berganti-ganti. Setiap PSK pendatang baru tidak pernah luput dari pemeriksaan, dan hasilnya pun positif terkena virus HIV/AIDS. “Kalau tim kesehatan Puskesmas sendiri sudah melakukan pencegahan dengan melakukan pengobatan secara berkala, namun setiap penderita yang positif selalu berpindah-pindah. Jadi pengobatan tidak bisa dilakukan sampai tuntas,” ujarnya.(psn)

Related Articles

Back to top button