KARAWANG

Fathya, Desainer Muda yang Berkiprah di Mancanegara

KARAWANG, RAKA – Berawal dari hobi menggambar ketika kecil, Fathya Khairini, memiliki cita-cita sebagai desainer sejak SMP. Saat ini cita-cita itu perlahan mulai terwujud, bahkan Fathya sudah menampilkan karyanya ke tingkat internasional.
“Dulu awalnya aku kuliah ambil fashion desaigner di Universitas Pendidikan Indonesia, lalu aku lanjut lagi kuliah satu tahun untuk ambil sertifikasi fashion desaigner di Islamic Fashion Institut Bandung. Dari situ ada kesempatan untuk ambil shortcours di Halid University di Istanbul Turkey. Saat itu ada event Pasar Senggol, event mahasiswa Indonesia di Turkey dan saya dapat kesempatan untuk fashion show di sana,” ujarnya, Selasa (11/6).
Desain yang terdapat di semua baju yang dihasilkan berasal dari inspirasi diri sendiri dan hal yang sedang menjadi tren. Salah satu desain baju yang ditampilkan ketika fashion show di Thailand berasal dari ketika mengalami quarter life krisis. “Inspirasi bisa datang dari mana saja, tapi aku dapat inspirasi dari diri sendiri dan yang sedang hits. Seperti desaign baju aku saat fashion show di Thailand, aku dapat inspirasi saat quarter life krisis. Ada juga desain baju aku yang dari AI,” tambahnya.
Selama menjadi desaigner ada sejumlah kendala yang terjadi. Mulai dari warna kain Wastra yang cenderung gelap dan tidak sesuai dengan karakter desain Fathya. Kemudian kendala lain berasal dari teknik yang digunakan ketika membuat desaign. “Kalau kesulitan selama jadi desainer ketika merealisasikan tidak sesuai dengan hasilnya. Aku sering pakai kain Wastra, sedangkan di Karawang Wastra limited edition untuk kainnya jadi lumayan susah menemukan yang sesuai. Gaya desaign aku lebih ke colorfull, sedangkan warna batik itu lebih cenderung warna gelap. Kalau aku pakai Wastra akhirnya aku costum warnanya untuk menyesuaikan dengan gaya aku. Ada kesulitan di tekniknya, aku pakai manipulating fabric. Jadi kita mengolah kain dengan teknik manipulating fabric seperti jumputan, bordir, slicing, upslicing, makramen, laser cut. Aku sering pakai laser cut, itu juga mencirikan desaign di baju yang dihasilkan. Teknik ini terlihat produk kita jadi original dan susah untuk di ikuti orang lain,” jelasnya.
Setelah menjadi desaigner ternama di Karawang, Fathya tetap mempunyai semangat untuk melanjutkan pendidikan S2. Fathya akan mengambil S2 di antara 2 negara dengan jurusan fashion dan inovation. Kemudian ingin menciptakan karya yang baru dan unik berupa sustanaible fashion. Karya itu berupa mengolah sampah fashion menjadi karya terbaru dengan menambahkan motif khas Karawang. “Inspirasi desainer dari desainer luar dan Indonesia. Kalau untuk inspirasi hidup itu dari mama, karena beliau sangat keren. Kalau yang ke Turki itu karena ngambil shortcours jadi pakai biaya sendiri. Insyallah aku mau lanjut S2 ke UK atau Turki untuk ambil jurusan fashion and inovation dan ingin membuat brand yang menghasilkan produk ramah lingkungan serta sustainable fashion dengan mengajak pengrajin batik di daerah. Jadi sustanaible fashion itu menggunakan bahan yang ramah lingkungan untuk mengurangi sampah fashion. Aku juga mau mengajak masyarakat di sini untuk memberikan baju bekas ke kita dan kita ubah menjadi produk yang baru. Kita olah lagi dengan menambahkan motif batik khas Karawang,” lanjutnya.
Pendidikan itu akan ditempuh melalui jalur beasiswa. Ia memberikan pesan kepada semua generasi muda saat ini agar tetap semangat, optimis dan terus berjuang untuk dapat meraih cita-cita. “Aku akan ambil LPDP di tahun ini dan kalau ke terima akan kuliahnya di tahun depan. Aku ikut UMKM juara Karawang, Alhamdulillah aku menjadi peserta terbaik pertama dan dapat apresiasi dari dinas koperasi dan hadiah dari Bupati. Saat aku ke Thailand juga diajak podcast. Pesannya terus saja berjuang, harus bisa melalui prosesnya karena anak zaman sekarang inginnya instan. Buat teman-teman kalian tulis di jurnal atau buku mimpi-mimpi yang mau di capai. Tetap semangat, terus berjuang dan optimis,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button