Uncategorized

Fokus Belajar, Demo Kemudian

OPTIMIS: Sejumlah siswa dan guru SMKN 1 Jayakerta terlihat optimis bisa menjalani hidup lebih baik.

JAYAKERTA, RAKA – Pengamanan yang dilakukan Polresta Bekasi terhadap sejumlah siswa SMK di Karawang, membuat seluruh sekolah serentak melakukan pembinaan, Kamis (26/9). Hal serupa dilakukan SMKN 1 Jayakerta, yang kebetulan empat siswanya ikut terjaring di Bekasi saat hendak ke Jakarta melakukan aksi unjuk rasa.

Debi Hedriana, staf Kesiswaan SMKN 1 Jayakerta mengatakan, dirinya mengetahui bahwa anak didiknya berada di Polresta Bekasi sekitar pukul 17.30, Rabu (25/9).

Dia mendapat informasi langsung dari siswa bersangkutan. “Saya dapat kabar itu dari siswanya langsung melalui pesan singkat. Kalau mereka sedang ada di Polresta Bekasi,” jelasnya kepada Radar Karawang, Kamis (26/9).

Setelah mendapat informasi terkait siswanya tertangkap, lanjut Debi, pihak sekolah langsung menjemput ke empat siswa tersebut, dan sesampainya di sekolah sekitar pukul 03:00, Kamis (26/9), kemudian siswa langsung tidur di sekolahan. “Anak-anak tidak langsung pulang ke rumah, tapi istirahat dulu di sekolah, dan waktu jam 06.30 mereka langsung pulang ke rumahnya,” katanya.

Memang, menurut Debi, pada hari Rabu (25/09) mereka berempat tidak ada di sekolah, dan pihaknya pun tidak menduga kalau anak didiknya akan turut berjuang dengan teman-teman mahsiswa di sana. Kemudian sampai saat ini pihak sekolah hanya akan memintai keterangan mereka sekaligus dengan orang tuanya, terkait rencana ikut serta pada aksi, Rabu (25/9).
“Besok (hari ini) kami akan memanggil orang tuanya dan siswa datang ke sekolah untuk dimintai keterangan, bagaiaman kronologisnya sampai mau berangkat ke Jakarta,” ujarnya.

Semua warga berhak menyatakan pendapatnya di muka umum termasuk dengan cara unjuk rasa, namun bagi Debi, untuk siswa terlebih dahulu memprioritaskan belajar di kelas. Sebab khawatir mereka hanya sebatas ikut-ikutan tanpa mengetahui duduk permasalahannya, karena berbeda dengan mahasiswa yang mungkin mereka sudah tahu akar permasalahannya sehingga melaksanakan unjuk rasa. “Boleh melakukan aksi, asalkan pertama tidak mengganggu pembelajaran, kedua tahu ilmunya artinya jangan sampai ikut-ikutan, dan yang saya takutkan hanya diperalat saja nantinya,” katanya.

Kepala SMK Ristek Darsono Sumeti mengatakan, sebaiknya semasa siswa harus lebih fokus belajar daripada berjuang atau unjuk rasa, pasalnya mereka masih berada pada pantauan dari orang tua atau guru. “Siswa itu harus fokus belajar, jangan sampai mengikuti demo terlebih dahulu, karena belum waktunya,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button