FPI Pasang Tenda Jaga PPK
RENGASDENGKLOK, RAKA – Pemilu 2019 atau pemilu kelima pascareformasi ini seharusnya berjalan lebih baik dan demokratis dibanding pemilu-pemilu sebelumnya.
Jika melihat apa yang terjadi terutama saat hari pemungutan dan penghitungan suara 17 April 2019 lalu hingga saat ini, sangat banyak persoalan yang membayangi pelaksanaan Pemilu kali ini. Apalagi munculnya kesalahan input data di sistem penghitungan suara (situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ramai dilaporkan di media sosial.
Keraguan pun muncul saat rekapitulasi suara di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), yang akhirnya membuat masyarakat lebih memelototi proses penghitungan tersebut. Di Kecamatan Rengasdengklok buktinya. Sejak rekapitulasi suara dilakukan, anggota Front Pembela Islam (FPI) bahkan sampai rela mendirikan tenda. Berjaga 24 jam, agar tidak ada kecurangan di tingkat kecamatan.
Danru Satpol PP Rengasdengklok Wahyu mengatakan, tidak mempersoalkan kehadiran FPI. Karena menurutnya ormas tersebut ikut menjaga netralitas pemilu. “Mereka 24 jam bersiaga di Kecamatan Rengasdengklok secara bergantian. Sampai pasang tenda untuk tempat tidur,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin.
Ketua PPK Rengasdengklok Saepul Bahri mengatakan, selain Polri dan TNI, ormas FPI juga menjaga kotak suara dari H-3 pendistribusian kotak suara dari desa ke Kecamatan Rengasdengklok. “Kalau tenda saya baru lihat malam Senin aja, sebelumnya tidak ada,” katanya.
Ia melanjutkan, sampai saat ini belum ada masalah terkait penghitungan hasil pemilu di Kecamatan Rengasdengklok. Sedangkan kehadiran FPI untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan. “Pihak FPI ikut serta mengamankan juga, tapi tidak sampai masuk ruangan penghitungan, soalnya sudah ada dari pihak Polri dan TNI,” jelasnya.
Seorang anggota FPI yang sedang berjaga di luar kantor kecamatan, tidak banyak berkomentar. “Ke ketua saja wawacaranya,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, Ketua FPI Rengasdengklok Raden Mulyana Asaghiri belum berhasil diwawancara. (cr4)