Gagal Masuk SMP Negeri, Uang Raib Dibawa Calo

KOTABARU, RAKA – Gara-gara gagal masuk SMPN 4 Kotabaru, salah seorang siswa lulusan SDN Wancimekar 2 tak mau melanjutkan sekolah di sekolah lain.
Bahkan, untuk membujuk bocah bernama Pairis tersebut, kepala SDN Wancimekar 2 datang ke rumahnya, tapi tetap tak mau melanjutkan sekolah. Bahkan, saat teman seusianya sudah mulai sekolah, Senin (15/7) kemarin, dia memilih berdiam diri di kamar rumahnya karena malu tidak diterima di sekolah pilihannya itu.
Ibu Pairis, Emih Halimah (38), warga Kampung Kalioyod RT01/04 Desa Wancimekar, sudah kehabisan akal untuk membujuk anak kesayangannya melanjutkan sekolah ke tingkat SMP. “Pairis pengen masuk ke SMPN 4 Kotabaru, tapi tidak keterima padahal jarak rumah ke sekolah tidak jauh, warga tetangga sekolah,” ujarnya, kepada Radar Karawang, Senin (15/7).
Ia sudah mengunjungi pihak sekolah untuk meminta keringanan kepada keluarganya agar bisa memasukan putra semata wayangnya itu ke SMPN 4 Kotabaru, karena sampai saat ini yang dilakukan Pairis hanya mengurung diri di kamar tanpa mau berangkat sekolah. “Sekarang murung aja di kamar tidak mau sekolah lagi, karena tidak diterima di SMPN 4 Kotabaru, saolnya gak mau ke sekolah di tempat yang lain, karena kebanyakan temannya sekolah di SMP 4 Kotabaru. Selain itu, jaraknya juga tidak jauh dari rumahnya, tidak apa-apa jalan kaki juga yang penting bisa sekolah disitu aja,” jelasnya.
Tak hanya itu, saking ingin memasukan anaknya masuk ke SMPN 4 Kotabaru, setelah diketahui anaknya tidak diterima, ia meminta jasa seseorang untuk memasukan anaknya masuk ke SMPN 4 Kotabaru. Namun sayangnya, upaya ini pun gagal. Celakanya, uang jasa yang diberikan sebesar Rp2 juta pun ikut raib. “Saya sampai bayar sama calo, agar anak saya bisa masuk ke SMPN 4 kotabaru, sudah memberikan uang sebesar Rp2 juta rupiah, tapi sampai sekarang tetap tidak masuk,” terangnya.
Nanang Adhuri, kepala SDN Wancimekar 2 Kotabaru mengatakan, mendengar ada muridnya tidak mau melanjutkan sekolah, pihaknya langsung mengunjungi ke kediaman siswanya, merasa aneh dan tidak percaya meski sudah diadakannya jalur zonasi namun tetap saja siswa didiknya itu tidak masuk ke sekolah yang jaraknya dekat dengan rumah. “Padahal sistem zonasi, aneh juga sih kenapa tidak masuk, saya kira disinyalir ada-ada permainan dari pihak sekolah,” ujarnya.
Terpisah, Agus, bendahara SMPN 4 Kotabaru mengaku, tidak bisa menerima calon siswa tersebut karena jumlah kouta pendaftar sudah terpenuhi. “Kita menyesuaikan kuota dan menjalankan peraturan yang berlaku. Jadi tidak bisa harus masuk di sekolah ini, kuotanya sudah 360 siswa dari 9 rombel, sudah tidak bisa ditambah,” jelasnya.
Mengenai calo yang meminta uang agar bisa diterima, Kepala SMPN 4 Kotabaru Ahmad Fadloli, mengaku tidak mengetahuinya. “Tidak tahu,” singkatnya saat dihubungi Radar Karawang. (acu)