Uncategorized

Gay HIV Berkeliaran di Jatisari

JATISARI, RAKA – Selain wanita pekerja seks, homo seksual atau laki suka laki ternyata menjadi penyumbang tertinggi penyakit HIV dan AIDS tahun 2018.

Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Puskesmas Jatisari Wiwi Widiyani menyampaikan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan di Kali Asin, tercatat ada delapan orang positif HIV. Dari delapan orang tersebut, tiga orang diantaranya ialah gay.

“Itu kalau berdasarkan mobile di lapangan ya. Tapi kita belum ke lapangan lagi, karena sekarang kan tempat prostitusi Kali Asin sudah dibongkar. Kalau yang terbaru itu yang tiga orang LSL,” kata Wiwi kepada Radar Karawang saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (23/11) kemarin.

Saat ditanyakan lebih jauh mengenai data para penderita, Wiwi tidak bisa menyebutkan lebih detil.
“Kalau itu mohon maaf, dirahasiakan. Kepala puskesmas juga tidak tahu karena aturan nya seperti itu. Hanya si penderita dan konselor saja yang tahu,” kata Wiwi.

Dikatakan Wiwi, para penderita juga bukan dari warga atau yang bertempat tinggal di Jatisari. Kebanyakan mereka yang positif itu adalah warga Cilamaya, Blanakan dan Sukamandi.

“Di sini itu ternyata mereka enggak netap. Hanya mangkal, makanya gak ada orang sini. Tiga orang juga dua diantaranya dari Cilamaya,” ujarnya.

Penyakit HIV, kata Wiwi, sampai saat ini belum bisa disembuhkan. Dia berpesan dan mewanti-wanti kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap virus tersebut. Karena jika sudah positif, sulit untuk disembuhkan dan akan cepat menyerang daya tahan tubuh si penderita.

“Penanganan terhadap HIV tidak bisa disembuhkan. Hanya diberi obat agar daya tahan tubuhnya terjaga. Karena penyebaran virusnya sangat cepat dan menyerang daya tahan tubuh,” terangnya.

Ia juga mengatakan, salah satu penularan HIV/AIDS melalui seks bebas. Siapapun yang pernah melakukan hal tersebut, maka beresiko terkena HIV. Pemeriksaannya pun harus dilakukan sebanyak empat kali dengan waktu yang berjenjang.
“Kita kan tidak tahu kalau wanita pekerja seks itu positif atau tidak. Makanya tetap beresiko juga,” ujarnya.

Ia melanjutkan, di Puskesmas Jatisari, pihaknya membuka konseling dan pemeriksaan penyakit HIV.
“Ini sebagai informasi. Disini juga membuka pemeriksaan dan konseling. Tapi kalau yang sudah positif harus ke RSUD,” pungkasnya. (cr2)

Related Articles

Back to top button