HEADLINE

Gelagapan Stabilkan Harga Beras, Imbas Bansos Jelang Pemilu

KARAWANG,RAKA- Harga beras saat ini masih tinggi. Beras premium masih diangka Rp16ribu per kilogram. Kondisi ini sudah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir dan sampai saat ini belum kembali turun.
Co-Captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong menyebut, bahwa kondisi pasar beras di Indonesia saat ini kacau-balau. Hal itu menurutnya ada kaitan dengan kebijakan terkait bantuan sosial (bansos) jelang pencoblosan Pemilu pada 14 Februari lalu. “Kalau saya menanggapi secara teknokratis, secara profesional, hampir pasti ada kaitannya dengan kebijakan yang diambil di saat-saat di bulan-bulan pemilu terkait bansos,” ujarnya.
Menurut perhitungannya, masalah kebijakan bansos itu telah membuat stok beras bulog terkuras hingga 1,3 ton. “Ada indikasi bahwa kebijakan bansos yang ditempuh itu menguras stok bulog sampai 1,3 juta ton, itu angka yang sangat signifikan,” ungkap Tom.
Hal itu, katanya, mengindikasikan bahwa di saat Pemilu lalu, kondisi roda pemerintahan tidak berjalan dengan baik. Tom meyakini bahwa bila kondisi pasar beras separah ini, maka akan berimplikasi pada kebutuhan bahan pokok lain. “Kalau kondisi kebutuhan pokok yang mendasar seperti beras saja sekacau ini, kita bayangkan aspek-aspek kebutuhan masyarakat yang lainnya yang diurus oleh kementerian-kementerian lain. Jadi, ya itulah yang terjadi kalau pemerintahan dan kebijakan itu terlalu dipolitisasi,” tandasnya.
Sebelumnya, Subkontraktor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang Wahyu menyampaikan harga beras premium saat di harga 16.000 per satu kilogram. Kemudian untuk medium di angka 14.000 hingga 15.000. “Untuk harga beras disebut stabil dalam kondisi beberapa hari ke belakang tapi kondisi ini merupakan kenaikan dari kondisi sebelumnya, beras premium merangkak terus namun sejak hari ini sudah di harga 16.000 di pengecer. Sedangkan beras medium 15.000 dan harga termurah itu 14.000,” ujarnya, Senin (26/2).
Ia mengaku pemerintah mengalami kendala dalam koordinasi dengan Bulog disebabkan oleh adanya pergantian kepala Bulog. Selanjutnya penyebab lainnya karena adanya El-Nino. Tidak hanya itu sekarang pun belum memasuki waktu untuk memanen beras lokal. “Ada kendala kemarin karena pergantian kepala Bulog sejak pekan lalu. Koordinasi juga dilakukan dari awal, saya sudah paparkan kondisi beras di Karawang. Kita bersifat pemantau, terkait ketersediaan itu ada di Bulog. Kenaikan beras karena masih terdampak karena cuaca alam yakni El Nino. Kedua belum waktunya masa panen sehingga serapan untuk beras lokal masih minim sehingga terjadi lonjakan harga,” tambahnya.
Akibat harga yang telah naik, hal ini berdampak untuk jumlah ketersediaan beras di Pasar Beras Johar. Ketersediaan hanya sebanyak 200 hingga 300 ton dalam satu hari. Sebelum harga naik, ketersediaan mencapai 700 ton dalam satu hari. “Kita sifatnya memfasilitasi dengan operasi pasar murah. Kita sudah berkoordinasi dengan Bulog, secepat mungkin akan dilakukan operasi pasar secara langsung. Kita patokan Pasar Beras Johar, biasanya perputaran beras dalam kondisi normal itu 700 ton dalam satu hari tapi sekarang hanya 200 sampai 300 ton sehari. Kita besar suplai ke Cipinang, pasar induk kemudian juga supplay juga ke daerah yang lain,” imbuhnya. (jpg/nad)

Related Articles

Back to top button