Gelar Lomba Mural untuk Cegah Aksi Vandalisme

PURWAKARTA, RAKA – Puluhan pelajar tingkat SMP maupun SMA dari Kabupaten Purwakarta, Subang dan Karawang mengikuti loba mural bertajuk Forest Art Space Mural Competition di Hutan Jati Cafe & Gelato, Pada Senin (1/7). Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk menyalurkan minat dan bakat pelajar di bidang seni, serta mencegah aksi vandalisme yang marak dilakukan oleh pelajar.
Ketua Panitia Forest Art Space Mural Competition, Moch. Alfaruqi Sarhindi mengatakan, kompetisi mural tersebut mengambil tema lingkungan yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan. Diambilnya tema tersebut, juga sebagai upaya untuk melakukan pelestarian lingkungan melalui media seni melukis di dinding atau disebut mural. “Tentunya ini merupakan salah satu media pesan kepada seluruh masyarakat umum agar selalu bergerak untuk menjaga, mempertahankan dan melestarikan lingkungan,” ucapnya, Senin (1/7).
Pria yang akrab disapa Ruqi itu juga menjelaskan, bahwa lomba mural tersebut dapat memacu kreativitas pelajar dalam menyalurkan bakat seni melukisnya. Selain itu ia menyebut, diadakannya perlombaan tersebut juga bertujuan untuk menangkal aksi vandalisme yang merusak lingkungan. “Forest Art Space Mural Competition juga bertujuan untuk menangkal aksi vandalisme seperti corat-coret di dinding, pagar dan tempat umum yang merusak pemandangan serta memberikan kesan kumuh,” jelasnya.
Ruqi mengungkapkan, lomba tersebut di ikuti oleh puluhan pelajar dari tingkat SMP hingga tingkat SMA dan SMK yang berasal dari tiga kabupaten, yakni Purwakarta, Subang dan Karawang. “Lomba ini di ikuti oleh dua puluh satu tim pelajar yang berasal dari Purwakarta, Subang dan Karawang,” ungkapnya.
Sementara itu, Inisiator Forest Art Space Mural Competition, Chintia Aristi Aprianti mengatakan, lomba mural ini digelar sebagai salah satu media penyaluran hobi dan untuk mengurangi aksi vandalisme yang kerap dilakukan pelajar. “Alasan kami menggelar lomba, untuk memberikan wadah bagi pemuda. Jangan sampai pemuda itu salah menyalurkan apresiasinya di tempat yang salah. Misalnya dengan mencoret-coret pintu toilet atau pagar,” ujarnya.
Dengan hadirnya lomba mural tersebut, dirinya menginginkan generasi Z dan milenial dapat menjadi seorang seniman kebangsaan yang memiliki sebuah nilai dengan membuat lukisan yang memiliki pesan moral lingkungan. Pasalnya, saat ini banyak lukisan atau mural yang dibuat dengan mengandung unsur Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA). “Mural ini merupakan sebuah ekspresi yang keluar dari suasana hati para pelukis, tapi lukisan selama ini kebanyakan mengandung SARA. Makanya kita arahkan dengan lukisan tema lingkungan,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan tersebut merupakan sebagai salah satu bentuk penguatan pendidikan karakter bagi siswa yang disesuaikan dengan salah satu visi misi sekolah, yakni cinta lingkungan. “Lomba mural ini diharapkan memacu kreatifitas seni, mencegah aksi vandalisme, dan upaya pelestarian lingkungan. Para pelajar dapat menyalurkan bakat dan coretan indah dengan lukisan tematik lingkungan,” pungkasnya. (yat)