Gembleng 20 Calon Wirusahawan Baru
KARAWANG, RAKA – Dinas Koperasi dan UKM Karawang memberikan pelatihan dan praktek kepada 20 calon wirausahawan baru di Kecamatan Tirtajaya. Kegiatan berlangsung pada Senin (26/8) di aula Kantor Dinas Koperasi dan UKM. Kecamatan ini dinilai memiliki potensi besar untuk terus berkembang.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Karawang, Dindin Rachmadhy mengatakan kemajuan yang terjadi di Karawang sampai saat ini masih berbanding terbalik dengan angka serapan tenaga kerja. Setiap tahun, lulusan SMA/SMK di Karawang mencapati 30 ribu orang tapi lulusan yang telah terserap di dunia kerja hanya sebesar 25 persen. Melalui program ini bertujuan agar mengubah cara berpikir dari siswa dan masyarakat luas untuk dapat menciptakan lapangan kerja baru. “Kita mengubah cara berpikir siswa dan masyarakat untuk bisa membuat wirausaha baru dengan tidak mengandalkan modal yang banyak, tempat yang luas dan tenaga kerja yang banyak,” ujarnya, Senin (26/8).
Diteruskannya, wirausaha bisa dikategorikan menjadi 3 kategori, pertama wirausaha yang bisa memproduksi, kedua wirausaha yang memperjualkan barang dihasilkan oleh orang lain dan ketiga wirausaha jasa. Saat ini, pihaknya sedang merangsang calon wirausaha baru untuk membuat inovasi agar bisa menjual produk yang dihasilkan. “Setelah kami eksplor di Tirtajaya ini ada rumput laut aman, karena budidaya ini ada di dalam tambak tidak di laut lepas.
Kalau di laut lepas bisa membuat kadar kualitas rumput laut turun. Di sana juga sudah ada inovasinya, selain menjual rumput laut secara mentah tetapi juga ada pembuatan produk mie dari rumput laut. Di Tirtajaya juga SDM nya sudah sedikit maju, kita coba mempertahankan atau meningkatkan ekonomi di masyarakat. Jadi bentuknya bukan industri tetapi pemberdayaan masyarakat di sana sehingga masyarakat yang belum mempunyai kegiatan bisa melaksanakan di sana,” jelasnya.
Didin menuturkan, ada dua sasaran program, pertama anak sekolah yang rencananya di 5 tempat dan ibu-ibu yang belum mempunyai kegiatan di 8 tempat. Pihaknya sudah melaksanakan program di Karangjaya dan sekarang dilakukan di Tirtajaya. “Tentunya ada yang harus diperbaiki dari hasil yang di Karangjaya. Kita coba memperbaiki dari hulu dulu. Ada yang menjadi pekerjaan utama dan ada yang menjadi pekerjaan sampingan. Kita sedang membuat database pekerjaan yang murni UMKM dan sebagai pekerjaan sampingan. Kita baru membuat database UMKM yang 90.000 dan sekarang sedang menarik data dari SIDT yang 130.000, disamping itu kami tahun ini dipercaya untuk pendataan lengkap UMKM lagi tetapi ini yang pertama untuk non permanen (dorongan,pikulan) diminta sebanyak 50.000,” terangnya.
Setelah diberikan pelatihan, semua calon wirausaha baru pun akan diberikan fasilitas untuk melengkapi legalitas produk. Dindin menyampaikan proses mengurus legalitas data tidak dikenakan biaya apapun, namun untuk legalitas sertifikat halal masih dikenakan biaya sebesar 230.000. “Ke depan kita akan rapikan semuanya, agar suatu saat yang bersangkutan menginginkan bantuan dalam rangka pengembangan produknya tentunya sudah siap untuk legalitas produk. Kita memberikan saran kepada yang bersangkutan untuk mengurus legalitas produk dan semua itu free kecuali mengurus sertifikat halal yang membayar. Kalau self declear itu 230.000, tapi kalau untuk reguler harganya bisa jutaan karena harus mempersiapkan bahan-bahan yang sebelumnya,” lanjutnya.
Sementara itu Luthfi Ansory, Praktisi Inkubator Wirausaha Baru menambahkan, kurang lebih ada 20 pelaku usaha telah diberikan bimbingan teknis, dan praktek dari hasil bimtek ini akan dikembangkan sampai 2 bulan ke depan. Para pelaku usaha ini pun akan tetap dimonitor sampai bisa mengaplikasikan materi yang diperoleh, untuk meningkatkan kapasitas UMKM di Karawang terutama di wilayah Utara. “Potensi di Tirtajaya ini lumayan menarik dengan hadirnya produk rumput laut kristal tetapi tidak masif serta belum dikolaborasikan dengan pelaku UMKM lainnya yang ada di Tirtajaya. Masih ada kelemahan dari sisi pengetahuan dari pelaku UMKM yang ada di Tirtajaya, maka dari itu munculah program pelaku pemetaan wirausaha baru. Kita akan latih mereka sehingga muncul produk baru dan branding.
Pelatihan ini akan berlangsung selama 2 hari. Mereka juga kami berikan fasilitas treepod dan aplikasi canva premium untuk mempermudah dalam mengembangkan fitur yang kekinian serta menimbulkan dampak perubahan kemampuan dari pelaku UMKM. Harus disadari saat ini untuk penjualan bisa dilakukan melalui platform digital,” ungkapnya.
Nanik Suryani (32), pelaku wirausaha baru dari Dusun Tamiyang, Desa Pisang Sambo, Kecamatan Tirtajaya mengaku masih melakukan penjualan secara langsung dan melalui dua aplikasi. Ia pun belum mengetahui cara penjualan melalui e-commerce serta membuat logo. Produk yang dijual juga masih menggunakan plastik sederhana. “Saya sudah tiga tahun berjualan bakso aci, tapi untuk program ini baru tahu sekarang. Sebelumnya belum tahu untuk penjualan online, saya hanya menjual melalui WhatsApp, Facebook dan langsung. Saya juga belum tahu cara untuk branding produk.
Ada bagusnya juga dan mudah-mudahan bisa meningkatkan keuntungan penjualan saya. Ada yang paham dan tidak paham juga, tapi tadi sudah download aplikasi untuk membuat logo dan stiker. Selama ini saya belum ada logo dan stiker, hanya kedai biasa dan menggunakan plastik biasa. Saya akan terapkan dan pakai logo. Saya ingin ada perubahan supaya makin ramai jualannya,” tutupnya. (nad)