
RadarKarawang.id – Gen Z ternyata jadi penyumbang angka pengangguran terbanyak di Jawa Barat. Padahal usia mereka masih sangat produktif.
Berdasarkan data dari Open Data Jabar tahun 2023, diungkap berdasarkan data terbaru, kelompok usia 20-24 tahun mencatat angka pengangguran tertinggi dengan total 656.304 jiwa.
Disusul oleh kelompok usia 15-19 tahun yang mencapai 512.888 jiwa, dan kelompok usia 25-29 tahun dengan jumlah 258.100 jiwa.
Jika dilihat dari rentang usia Gen Z, yaitu 12-27 tahun, memang jelas bahwa kelompok ini mendominasi tiga teratas jumlah pengangguran berdasarkan usia.
Data tahun 2023 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di provinsi Jawa Barat bervariasi secara signifikan antar wilayah. Yang mencolok adalah Kabupaten Bogor, yang mencatat tingkat pengangguran tertinggi dibandingkan daerah lainnya, sebanyak 231.688 orang.
Disusul Kabupaten ekasi 141.257 orang, kemudian Kabupaten Bandung 122.429 orang, Kota Bandung sebanyak 116.430 orang, Kabupaten Karawang 109.894 orang, Kabupaten Cianjur 107.215 orang, Kabupaten Sukabumi 106.229 orang, Kota Bekasi 104.170 orang, Kabupaten Garut 102.010 orang dan Kabupaten Cirebon 91.266 orang.
Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, yang saat ini berusia antara 12 hingga 27 tahun. Mereka dikenal sebagai “digital natives” karena tumbuh besar di era teknologi dan internet. Gen Z sangat terbiasa dengan perangkat digital dan platform online.
Populasi Gen Z diperkirakan akan terus meningkat pesat, dan pada tahun 2025, mereka diprediksi akan membentuk seperempat dari populasi wilayah Asia-Pasifik. Pertumbuhan ini membawa dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, budaya, dan teknologi.
Baca juga: Dedi Coret Penerima Bansos Pejudol, Pramono Pilih Menasihati
Memahami karakteristik dan kebutuhan Gen Z adalah langkah penting untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang mereka bawa, terutama dalam konteks pengangguran dan pemberdayaan ekonomi di Indonesia.
Generasi Z memiliki cara pandang yang berbeda terhadap dunia kerja dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Menurut Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita, lapangan kerja konvensional yang tersedia tidak sesuai dengan karakter Gen Z.
Tonton Juga : Rebab Sunda, Instrumen Jipang Wedang
“Sementara itu, investasi di sektor teknologi dan startup yang cenderung lebih sesuai dengan karakter Gen Z tidak terlalu ekspansif, bahkan belakangan banyak yang gulung tikar. Sehingga menambah potensi pengangguran pada segmen generasi Z,” ujarnya. (psn)