KARAWANG

Genjot PAD Sektor Pariwisata

KARAWANG, RAKA – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang saat ini sedang melakukan proses kerjasama dengan sejumlah tempat wisata yang belum bekerjasama. Hal itu untuk meningkatkan capaian serapan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sisi tempat wisata.
Kepala Seksi Kelembagaan dan Kemitraan Disparbud Asep Supriadi menyampaikan terdapat tempat wisata alam baru di Kabupaten Karawang yang belum menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah. Kerjasama ini diperlukan untuk mencegah adanya tempat wisata liar di Karawang. “Alhamdulillah sejauh ini tidak ada tempat wisata yang BOT. Untuk pengembangan kita mengarah ke Pulau Putri, tapi kalau dari kerjasama mereka belum PKS dengan pemda. Saat ini masih dikelola oleh masyarakat setempat tapi dari sebelum lebaran kita sudah memanggil pengelola, kepala desa untuk melakukan segera kerjasama. Supaya ada pendapatan asli daerah yang masuk dan tidak liar. Kita terus intens melakukan perbaikan kelembagaan, kondusifitas dari masyarakat setempat. Kalau tidak memberikan efek ekonomi masyarakat tidak akan ada apa-apa,” ujarnya, Selasa (30/4).
Tidak hanya mengejar kerjasama dengan tempat wisata yang belum PKS, Disparbud Karawang pun akan melakukan penguatan Sumber Daya Manusia melalui pembuatan Forum Kelompok Sadar Wisata. Saat ini hanya di wilayah selatan saja yang telah terdapat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), namun untuk di wilayah Utara sedang dalam proses pembuatab Pokdarwis. “Alhamdulillah dalam waktu dekat kita akan membuat forum Pokdarwis Kabupaten Karawang. Di sana wisata mangrove, jejaring dari masyarakat setempat. Bahkan sudah mendapatkan CSR. Kalau ada tempat wisata tapi tidak ada penggagasnya akan sia-sia,” tambahnya.
Asep mengaku adanya Pokdarwis memberikan dampak positif bagi pemerintah. Melalui Pokdarwis banyak keluhan dan informasi yang menjadi cepat tersampaikan dan ditindak lanjuti oleh pemerintah. Selanjutnya, untuk pembuatan forum Pokdarwis bertujuan agar dapat memperkenalkan semua tempat wisata di Karawang. Kemudian akan diberikan sejumlah pelatihan bagi pengelola tempat wisata. “Sejauh ini alhamdulillah efektif, karena kita dapat informasi dan keluhan dari mereka. Mereka harus bersinergi dengan semua aspek di desa setempat. Kita sering ada pelatihan untuk kelompok sadar wisata. Pelatihan seperti public speaking, insyallah dalam waktu dekat kita akan mengadakan pelatihan paket wisata. Misalnya di wilayah selatan memberikan wisata satu hari memetik kopi, kemudian berkomunikasi dengan Pokdarwis di Utara untuk membawa pengunjung ke tempat wisata pantai,” jelasnya.
Subkoor Kelompok Substansi Pengembangan Destinasi Wisata dan Ekraf, Kustia Wildan Priyana mengungkapkan target serapan PAD tahun 2023 sebesar 400 juta, namun yang hanya terealisasi hanya sekitar 300 juta. Ia menyatakan jika menjalin kerjasama menjadi langkah untuk meningkatkan serapan PAD. “Hanya 70 persen serapan PAD, target kami 400 juta tapi hanya tercapai sekitar 300 juta. Kami sedang bergerilya untuk menciptakan kerjasama baru dengan tempat wisata yang lain. Mudah-mudahan tahun ini bisa mencapai target PAD. Sebenarnya yang harus kita pahami juga ketika membuat infrastruktur butuh perencanaan atau DED, itu yang sedang kita coba perbaiki. Seperti di Samudra Baru kita minta penataannya, baru kita bisa membentuk DED nya. Dari sisi lain pun kita tetap berkomunikasi dengan teman-teman pengelola, jika kita belum bisa membantu perbaikan maka mereka bisa melakukan perbaikan secara mandiri. Seperti di pantai kalau memang belum ada batas pantainya, setidaknya mereka menyediakan lifeguardnya,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button