KARAWANG

Genre Gambus Kontemporer Juara Utama Tingkat Nasional

KARAWANG, RAKA – Lembaga Seni Qasidah Indonesia (Lasqi) bersama dengan Disparbud Karawang menciptakan genre musik gambus kontemporer dan berhasil mendapatkan juara utama di tingkat nasional selama 4 tahun berturut-turut.
Kepala Seksi Kebudayaan Disparbud Karawang Waya Karmila menyampaikan, untuk kelompok seni religi yang telah mendapatkan izin pentas ada sebanyak 15 sampai 20 grup.
“Kalau seni religi ada lagi paguyubannya namanya Lembaga Seni Qasidah Indonesia. Izin pentasnya tetap di Disparbud. Sekitar 15 sampai 20 kelompok seni religi yang sudah mempunyai izin dari kita. Jenis-jenis kesenian di seni religi itu ada qosidah, marawis, terbangan, pop religi. Seni religi terbaru yang terdapat di Laski sekarang itu terbangan,” ujarnya, Kamis (18/1).
Ia belum dapat menyebutkan persyaratan untuk mendapatkan SK izin tampil. Hal ini masih menunggu hasil dari regulasi yang terbaru terlebih dahulu. Data yang telah disebutkan sebelumnya merupakan data terbaru. “Untuk izin pentas atau SK kesenian, menunggu regulasi yang baru dulu. Ada sudah namun nanti ketika ada regulasi baru akan mengikuti regulasi. Kita tunggu dulu, karna lagi proses pembuatan regulasinya. Data dari tahun sebelumnya juga, kan pembaharuan nya tiga tahun sekali,” tambahnya.
Telah ada 40 orang yang bergabung di Laski Karawang. Paguyuban ini dibentuk sejak tahun 2007.
Muhamad Indra Komara, sekretaris umum Lasqi Karawang menyebutkan untuk kelompok seni religi yang mempunyai surat izin sebagian besar berasal dari gambus modern. Hingga sekarang untuk gambus tradisional masih belum banyak melakukan pentas. “Total anggota Laski Karawang ada 40 orang. Kita sudah diberikan surat keputusan izin dari Disparbud untuk bisa pentas, kalau tidak mempunyai SK tersebut akan dipertanyakan oleh BMMK. Kebanyakan yang mempunyai SK itu dari group gambus modern, gambus tradisional masih jarang pentas,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Laski bersama dengan Disparbud yang diwakilkan oleh Waya Karmila juga telah menciptakan genre musik terbaru. Genre ini bernama gambus kontemporer, perpaduan antara alat musik modern dengan alat musik tradisional. Genre musik tersebut telah berhasil mendapatkan juara satu berturut-turut di tingkat nasional. Prestasi terbaru yakni juara utama di tingkat provinsi. “Kita dengan Pak Waya menciptakan salah satu jenis musik dengan nama gambus kontemporer. Terdiri dari alat musik seperti gitar, keyboard, biola digabung dengan alat musik etnis dari Sunda seperti rampak, saron, kecrek tetapi tidak menghilangkan nilai dari religius. Dibentuk tahun 2018 dan sudah mendapatkan juara di tingkat nasional sampai tahun 2021,” tambahnya.
Mencari aransemen musik masih menjadi kesulitan yang dirasakan oleh semua anggota. Hal ini disebabkan oleh adanya perpaduan musik gambus dan etnis. Ketika pentas, genre itu di iringi dengan tarian tradisional Islami. “Tingkat kesulitannya lebih ke aransemennya, karena di sisi lain harus mempertahankan musik dari gambus dan sisi lain musik etnisnya harus ada. Aransemen sendiri kita lakukan secara bersama dan saya yang mengarahkan ketika ada nada yang belum sesuai. Musik ini juga di iringi oleh tarian tradisional Islami,” jelasnya.
Prestasi yang telah diraih berupa juara utama di tingkat nasional selama 4 tahun. Kemudian untuk di tahun 2022 berhasil mendapatkan juara di tingkat provinsi. Prestasi lainnya berhasil mengikuti festival Ramadhan setiap tahun di salah satu stasiun televisi swasta. “Kita sering ikut festival di salah satu stasiun televisi swasta dan dari tahun 2017 sampai 2021 juara satu berturut-turut di tingkat nasional. Tahun 2022 juara satu di tingkat Provinsi Jawa Barat. Insya Allah di November tahun ini kita akan ikut perlombaan di tingkat nasional lagi, dan kalau ada pendaftaran festival Ramadhan di tv swasta kita juga akan ikut,” ujarnya.
November 2024 ini, Laski akan mengikuti perlombaan di tingkat nasional. Sekarang sedang mempersiapkan kostum dan aransemen yang akan di tampilkan. Ia menyebutkan di kepengurusan sebelumnya tidak pernah diberikan anggaran apapun dari pemerintah daerah. Selanjutnya masih belum terdapat lokasi sekretariat yang tetap. “Pertama kita latihan secara rutin kemudian dipersiapkan juga dari segi kostum. Dukungan dari pemerintah daerah juga sangat diperlukan karena untuk penunjang kita dalam mengikuti festival dan perlombaan. Kendala yang dialami pertama mengenai anggaran, karena sebelumnya kita menggunakan uang pribadi untuk festival. Setelah pergantian ketua umum yang sekarang Alhamdulillah sudah ada anggaran dari pemerintah Karawang. Kendala yang kedua ke depan ingin mempunyai sekretariat yang tetap,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button