Anak SD Belajar Hybrid
BELAJAR CAMPURAN: Pembelajaran tatap muka sudah dimulai. Namun SDN Pasawahan Kidul menerapkan metode belajar campuran antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring secara bersamaan. 50 persen siswa belajar langsung di sekolah, 50 persen mengikuti pelajaran secara virtual.
Diterapkan di SDN Pasawahan Kidul
PURWAKARTA, RAKA – Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah dimulai. Sejumlah sekolah melakukan belajar di sekolah. Namun ada pula sekolah yang menerapkan model belajar campuran.
SDN Pasawahan Kidul misalnya. Sekolah ini menerapkan metode hybrid learning atau metode campuran antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring secara bersamaan.
“Jadi 50 persen PTM di sekolah dan 50 persen lagi para siswa mengikuti daring di rumah masing-masing. Jadi dalam satu waktu pembelajaran semua siswa dapat mengikutinya,” ujar Kepala SDN Pasawahan Kidul Ai Jubaedah, Kamis (23/9).
Dia menjelaskan, para siswa yang mengikuti PTM di sekolah wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Mulai makai masker, jarak meja, menghindari kerumunan dan membawa bekal dompet sehat.
Siswa juga dilakukan pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki area sekolah. “Adapun manfaat hybrid learning yaitu untuk memaksimalkan layanan pendidikan secara merata pada peserta didik,” jelasnya.
Selain itu, metode ini juga dapat mengefektifkan cara guru untuk mengajar dalam satu waktu. “Nanti gantian, yang melaksanakan tatap muka nanti akan melaksanakan daring juga,” tambah Ai. Salah seorang siswi di sekolah tersebut, Gadiza Siti Khaila mengaku senang karena bisa belajar kembali setelah sekian lama pembelajaran dilakukan di rumah. Di sekolah juga bisa kembali bertemu dengan teman-temannya. “Senang, walaupun sebagian belajar di rumah, tapi tetap bisa melihat mereka lewat layar,” ucap siswi kelas IV itu. PTM terbatas gelombang kedua di Kabupaten Purwakarta telah resmi digelar, diikuti 282 SD dan 94 SMP dengan menerapkan sistem giliran. (gan/ath)